KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam kajian Asian Development Bank yang berjudul Innovate Indonesia Unlocking Growth Through Technological Transformation, peran transformasi teknologi dalam pembangunan ekonomi cukup penting, di mana dengan mengadopsi teknologi baru, peningkatan produktivitas dapat mendorong tambahan akumulasi pertumbuhan sebesar 11% dari PDB selama periode 2020–2040. Kementerian Perindustrian sendiri telah merancang inisiatif peta jalan Making Indonesia 4.0 dan secara resmi telah diluncurkan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2018. Making Indonesia 4.0 dirancang untuk mempersiapkan Indonesia dalam menghadapi era industri 4.0 dan membawa Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia pada tahun 2030. Pada Peta jalan ini ditetapkan 7 sektor industri prioritas yaitu makanan dan minuman, otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil, elektronika, farmasi serta alat kesehatan.
“Untuk mendukung dan mengakselerasi transformasi digital pada 7 sektor manufaktur tersebut, Kemenperin, melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), telah membangun PIDI 4.0 sebagai one stop solution,” ujar Kepala BPSDMI Kemenperin, Masrokhan. Baca Juga: Kampus Kemenperin Siap Dukung Kinerja Industri Otomotif Gedung PIDI 4.0 telah diresmikan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto beserta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada 2 Desember 2021. Hingga saat ini, PIDI 4.0 telah memiliki mitra sebanyak 36 yang terdiri dari 31 mitra industri, 3 universitas, dan 2 mitra global technology academy. Salah satu aspek teknologi 4.0 yang diangkat oleh PIDI 4.0 adalah artificial intelligence atau AI. PIDI 4.0 memiliki AI & Engineering Center, yang menawarkan solusi dari pain-point industri dengan menghubungkan perusahaan dengan lembaga penelitian/universitas/politeknik dan juga menyediakan tempat untuk melakukan uji coba dalam mencari solusi atas pain-point industri.