Tren perlengkapan dekorasi rumah gaya Eropa seperti tak pernah lekang oleh waktu. Aneka pernak-pernik pajangan atau hiasan khas Eropa masih banyak penggemarnya. Bahkan, belakangan pajangan atau hiasan khas Eropa kembali naik daun. Salah satu pajangan khas Eropa yang banyak peminatnya adalah pigura kaca bergaya klasik. Pajangan yang dipasang di dinding rumah ini memang nyentrik sebagai pemanis ruangan. Banyak penggemar pigura khas Eropa menaruhnya di ruang tamu atau ruang keluarga. Kendati desainnya khas Eropa, pajangan pigura ini ternyata diproduksi oleh para pengrajin lokal.
Salah satunya adalah Asyhadi Nindy, salah satu pengrajin pernak pernik asal Jepara, Jawa Tengah. Menurutnya, pajangan atau mebel gaya Eeropa selalu banyak peminatnya. "Kebanyakan kelas menengah atas di Indonesia suka dengan kesan kemewahan pada rumahnya," ujar pemilik Dyas Furnicraft ini. Ia mengaku, banyak pelanggannya menyukai model pigura kaca gaya Amerika atau Eropa dengan aksen warna silver atau gold. Tampilan pigura ini semakin mewah dengan detil berbagai ukiran. Dalam seminggu, Asyhadi bisa mendapatkan pesanan lima unit pigura kaca. Konsumennya kebanyakan berasal dari kota Jakarta, Riau, Surabaya, Bandung, dan Semarang. "Tapi mayoritas dari Jakarta," ujarnya. Pigura kaca bikinan Asyhadi terbuat daru kayu jati Jepara, dengan ukuran standar sekitar 120 sentimeter (cm) x 120 cm. Pigura ini dijual seharga Rp 1,5 juta per unit. Sementara harga pigura ukuran paling besar ukuran sekitar 1 m x 2 m dihargai Rp 2,5 juta per unit. Harga itu belum termasuk ongkos kirim. Untuk Pulau Jawa dikenakan ongkos kirim Rp 300.000–Rp 400.000 per unit. Sementara di luar Jawa dikenakan biaya kirim Rp 700.000 per unit.
Dari usaha ini, ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 8,5 juta per minggu. Pembuatan pigura kaca lumayan sulit dan memakan waktu. Biasanya, Asyhadi menghabiskan waktu rata-rata hingga satu bulan untuk membuat satu pigura mirror. "Yang sulit karena harus membuat ukir-ukiran gaya klasik secara detail," ujarnya. Pemain lainnya adalah Nursidik, pemilik www.poshgalleryfurniture.com, juga asal Jepara, Jawa Tengah. Nursidik yang memulai bisnis mebel sejak tahun 1980-an ini juga merasakan tren mebel gaya Eropa klasik cenderung meningkat belakangan ini. "Biasanya hanya lima pigura kaca dalam sebulan, sekarang meningkat hingga 11 perbulannya," ujar Nursidik. Konsumennya kebanyakan berasal dari berbagai daerah, seperti Jakarta, dan beberapa kota di Jawa Timur, Bali, Sumatra, serta Kalimantan. Pria yang akrab disapa Sidik ini membanderol harga jual produknya mulai harga Rp 100.000 hingga Rp 2 juta. Pigura paling murah berukuran 60 cm x 60 cm dengan materi kayu mahoni. Sementara pigura senilai Rp 2 juta berukuran 1 m x 1 m. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri