KONTAN.CO.ID -JAKARTA-Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor bisnis yang paling terdampak pandemi Covid-19. Pasalnya, kebijakan pembatasan perjalanan dan karantina, menyebabkan banyak masyarakat di Tanah Air membatalkan perjalanan wisata mereka. Untuk itu, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) berkomitmen ikut berperan dalam memulihkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif di dalam negeri. Demikian hal itu diungkapkan Heru Dewanto, Ketua Umum PII dalam webinar bertajuk "Kebangkitan Sektor Pariwisata Era Baru Di Indonesia", Jumat (5/11) Heru mengatakan, PII telah melakukan pengkajian terhadap permasalahan-permasalahan di Indonesia yang diakibatkan oleh pandemi. Hal ini, termasuk permasalahan yang menimpa industri pariwisata dan ekonomi kreatif. PII, kata Heru, ikut merumuskan langkah-langkah untuk memulihkan sektor tersebut.
Menurut Heru, di tengah pandemi Covid-19, PII telah melakukan refleksi, imajinasi, dan desain ulang Indonesia ke depan. Salah satunya adalah sektor pariwisata.
Baca Juga: Desa Wisata sudah mulai kembali beroperasi dengan kapasitas wisatawan yang terbatas "Untuk sektor pariwisata ada beberapa rekomendasi yang kami luncurkan. Salah satunya, kita perlu menyusun sebuah standar protokol untuk mengaktifkan kembali daerah-daerah wisata tertentu," papar Heru. Selain itu, lanjut dia, diperlukan pilot project yang diterapkan di suatu daerah, yang kemudian direplikasi ke daerah-daerah lain. Dari strategi tersebut, diharapkan akan muncul sepuluh Bali baru di Indonesia, yang pada akhirnya bisa memulihkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif dalam negeri. Heru menambahkan, sejak tahun 2014, Indonesia telah melakukan pembangunan infrastruktur yang luar biasa. Infrastruktur yang dibangun, antara lain, bisa dimanfaatkan untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Kunjungan wisatawan
Para insinyur bisa bergerak dengan membangun infrastruktur-infrastruktur lanjutan, yang akan mendukung industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
Namun begitu, apakah masih diperlukan infrastruktur pengumpan, sehingga tulang punggung infrastruktur yang sudah dibangun, bisa langsung dimanfaatkan dengan sektor-sektor pariwisata. "Apakah diperlukan mikro infrastruktur untuk destinasi wisata. Jadi, standarnya sama dengan yang berlaku di dunia, seperti toilet, tempat cuci tangan, WiFi," imbuh Heru. Mengacu dari laporan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), secara global industri pariwisata sangat terpuruk akibat pandemi. Sejak tahun 2019, industri pariwisata turun sebanyak hingga 74%. Heru menyebut, ada satu miliar kedatangan internasional yang hilang akibat pandemi. Nilainya itu setara dengan US$ 1,3 triliun.
Baca Juga: Sektor pariwisata bergairah lagi, tiket.com cetak kenaikan transaksi hingga 52% Di Indonesia sendiri, menurut laporan Bank Dunia, ada jurang talenta di tujuh sektor yang dianggap menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu sektor tersebut adalah pariwisata. Diperkirakan, Indonesia kehilangan sekitar 40 juta wisatawan lokal akibat pandemi.
Sandiaga Salahudin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang juga berpartisipasi dalam webinar tersebut, mengatakan, kunci dari pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif adalah inovasi, adaptasi dan kolaborasi. PII, menurut Sandi, menunjukkan tiga hal tersebut dalam kontribusinya pada upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sandi Uno menyinggung bahwa dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah sudah bisa dianggap sukses mengendalikan pandemi. Saat ini, pemerintah masih terus mengakselerasi program vaksinasi nasional. Diharapkan dua hal itu bisa mendongkrak kepercayaan dunia luar terhadap Indonesia. "Terlebih lagi, dengan dengan sudah dimulainya border atau perbatasan kita sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara, yang diharapkan bisa mendorong pemulihan pariwisata," tandas Sandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan