KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sektor properti belum sepenuhnya pulih, PT Pikko Land Development Tbk (RODA) berupaya mencatatkan pertumbuhan dengan membidik beberapa proyek terutama residensial apartemen. Direktur Utama RODA, Nio Yantony mengemukakan, pasar properti Indonesia secara makro memang melambat karena
supply properti lebih banyak ketimbang permintaan di pasar. Selain itu, banyak ekspatriat yang kembali ke negaranya sehingga tingkat penyewaan apartemen maupun
office menurun. “Hal ini membuat banyak investor tidak berani mengeluarkan dana lagi untuk menambah unit. Padahal tahun-tahun sebelumnya penyewa itu sampai antri,” ujar Nio kepada KONTAN, Jumat (25/5).
Tahun ini, meski optimisme berkembang di sektor properti seiring semakin membaiknya beberapa sektor ekonomi, seperti sektor pertambangan, RODA tetap berpikir realistis. Pasalnya, tahun ini merupakan tahun politik. Selain itu, keluarnya imbauan berpergian ke Indonesia dari sejumlah negara, menurut Nio, merupakan salah satu sentimen negatif yang berpotensi mengganggu kebangkitan properti Indonesia. Meski begitu, menurut Nio, perusahaan tetap memburu pertumbuhan tahun ini. Strategi utama RODA adalah fokus pada marketnya, yakni apartemen
middle dan
middle-up. Ia juga menyatakan kekuatan RODA adalah pemilihan lokasi proyek-proyeknya yang tergolong lebih strategis ketimbang pengembang lain. “Apa yang kami tawarkan memang sesuai dengan nilainya. Lokasi yang strategis dengan harga, yang kalau saya bilang murah jika mempertimbangkan lokasi dan kualitas,” tutur Nio. Proyek yang akan menjadi andalan RODA tahun ini adalah Signature Park Grande yang terletak di Menteng, Jakarta. Apartemen ini dipasarkan dengan harga mencapai Rp 5 miliar. Saat ini pembangunannya sudah rampung dengan total unit mencapai 2.700 unit. Tingkat penerimaan, menurut Nio, sangat bagus, dengan 70% unit sudah terjual. Selain itu, RODA masih memiliki sejumlah landbank yang bisa dikembangkan, termasuk di Signature Park Grande ada beberapa lahan yang akan dibangun sampai tahap II dan III. Namun, Nio mengungkapkan, RODA tidak terlalu menggebu-gebu untuk saat ini, mengingat sektor properti belum sepenuhnya pulih. “Properti itu adalah momentum, kalau kami memaksakan diri namun akhirnya tidak diserap pasar, itu buruk buat kami,” kata Nio. Beberapa proyek yang sedang dikerjakan RODA saat ini antara lain Thamrin District di Bekasi serta Menteng 37 yang sedang dalam tahap persiapan
softlaunching. Ke depan, RODA juga memiliki beberapa proyek, seperti gedung perkantoran di Jakarta Pusat, apartemen di Jakarta Selatan dan Superblok di Kemayoran.
Tahun ini RODA menganggarkan belanja modal atau
capital expenditure (capex) sebesar Rp 500 miliar. Untuk memenuhi jumlah capex ini, RODA menggunakan tiga kanal, yakni kas internal, pre-sale dan pinjaman bank. Menurut Nio, perusahaan tidak akan melakukan aksi korporasi seperti
rights issue untuk memperkuat struktur permodalan. Sebab, hingga saat ini RODA masih memiliki amunisi yang cukup lewat tiga kanal pendanaan. RODA menargetkan mampu meraih marketing sales hingga Rp 400 miliar pada tahun ini. Cuma, Nio enggan menyebutkan realisasi marketing sales sepanjang kuartal I-2018. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini