Pikko Land rem ekspansi tahun ini



JAKARTA. Kondisi makro ekonomi yang masih melambat di paruh pertama tahun ini membuat PT Pikko Land Development Tbk (RODA) tidak ekspansi besar-besaran. Pengembang ini terpaksa menunda ekspansi proyek properti anyar sepanjang tahun ini.

"Kami melihat tahun ini pasar masih kurang siap sehingga kami menunda proyek baru supaya bisa mendapat respon positif," kata Nio Yantony, Presiden Direktur Pikko Land Development ke KONTAN, Jumat (12/6).

Beberapa proyek yang tertunda adalah proyek gedung perkantoran di Jakarta Pusat, proyek menara apartemen di Jakarta Selatan, dan superblok di Kemayoran, Jakarta Utara. Tahun lalu, Pikko sudah merencanakan membangun properti terpadu yang terdiri dari kondominium, gedung perkantoran, pusat belanja dah hotel bintang lima. Pikko sendiri punya lahan 26 hektare (ha) di Kemayoran dan proyek terpadu ini rencanay bisa dimulai tahun lalu dan kelar 2021.


Alasan lainnya, Pikko tengah menunggu proses perizinan karena ada perubahan desain. Soalnya, pengembang ini ingin menyasar pasar premium tapi tidak ingin terkena aturan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Alhasil, Pikko bakal fokus melanjutkan pada penyelesaian proyek yang sudah berjalan. Seperti proyek hunian jangkung Signature Park Grande.

Total dana investasi untuk pembangunan proyek Signature Park Grande mencapai sekitar Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun. Selain itu, Pikko juga akan melanjutkan pembangunan proyek terpadu Thamrin District di Bekasi.

Dana investasi untuk pembangunan proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp 900 miliar. Ini adalah proyek berupa apartemen, kondotel, mal dan kawasan komersial. Terakhir, adalah proyek apartemen Menteng 37 di Jakarta. Proyek ini diprediksi akan menghabiskan dana investasi Rp 800 miliar hingga Rp 900 miliar.

Ketiga proyek tersebut sudah dibangun Pikko sejak tahun lalu. Rencananya, seluruh proyek tersebut bisa kelar tahun depan. Supaya lancar, Pikko Land sudah menyiapkan belanja modal tahun ini berkisar Rp 1 triliun sampai Rp 1,5 triliun.

Seluruh belanja modal ini diperuntukan bagi pembangunan ketiga proyek tersebut. Namun bisa saja, sebagian belanja modal bakal Pikko pakai untuk membeli lahan. "Tapi hingga kini kami belum ada rencana akuisisi lahan dan belum ada lahan incaran," kata Nio.

Dengan rencana ini, Pikko Land berharap bisa mencatatkan penjualan sekitar Rp 1 triliun sampai akhir tahun ini. Adapun target laba yang dibidik adalah Rp 250 miliar. Tahun lalu, Pikko Land membukukan pendapatan Rp 685,03 miliar, naik 7% dari pendapatan 2013 sebesar Rp 640,03 miliar.

Adapun laba tahun lalu mencapai Rp 426,07 miliar, melonjak 49% dari laba 2013 sebesar Rp 285,9 miliar. Hasil kinerja yang positif tahun lalu tidak terlepas dari beberapa proyek yang sudah dikerjakan Pikko Land Development. Seperti proyek perkantoran hasil kerjasama dengan Grup Sahid yakni Sahid Sudirman Center. Ada lagi dari proyek apartemen Botanica dan lainnya, yaitu Sahid Sudirman Residence, Maple Park, dan Signature Park.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie