Pilah-pilih bunga KPR nan murah



JAKARTA. Raut wajah Sisca muram. Karyawan swasta ini ini galau lantaran rencananya mengambil kredit pemilikan rumah (KPR) terancam batal. "Bunga KPR tahun ini tinggi. Tahun lalu saya tanya-tanya masih 9%, sekarang minimal 11%," keluh dia.

Musim bunga rendah memang telah usai. Maklum, tahun lalu Bank Indonesia telah mengerek bunga acuan (BI rate) sebesar 175 basis poin (bps). Tak pelak, bunga kredit, termasuk KPR, turut melejit. Kalau sudah begini, tentu konsumen harus pintar-pintar memilih bank yang berani menawarkan bunga murah. Berdasarkan penelusuran KONTAN, Bank Pembangunan Daerah (BPD), berani memasang tarif bunga KPR murah meriah (lihat tabel KPR tertinggi dan terendah di Harian KONTAN 12 Maret 2014, hal 12)   

Misal, BPD Jawa Tengah dengan suku bunga dasar kredit (SBDK) sebesar 7,28%. Yang harus diingat, rumus bunga KPR yang diterima konsumen adalah SBDK ditambah premi risiko, yang besarannya bervariasi. Tak perlu kuatir. Masih ada bank yang royal menggelar promo.


Misal Bank Mandiri dengan SBDK 11%. "Bunga KPR flat 9% untuk setahun pertama. Untuk dua tahun pertama, bunga KPR flat 9,50%," ujar staf call center Bank Mandiri. Lani Darmawan, Direktur Ritel Bank Internasional Indonesia (BII) mengklaim, bunga KPR kepada debitur tidak jauh berbeda dari SBDK KPR BII yang tercatat 11,25%.

Namun, BII memasukkan faktor, semisal risiko harga (risk based pricing) sebagai komponen tambahan SBDK. "Kami belum ada rencana menaikkan suku bunga KPR," kata Lani, kepada KONTAN, Selasa (11/3). 

Henry Koenaifi, Direktur Konsumer Bank Central Asia (BCA) bilang, ada dua faktor yang memengaruhi bunga KPR. Yakni; risiko debitur dan kondisi likuiditas bank. Jika mayoritas dana berasal dari deposito, maka bunga kredit akan tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina