KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mendekati perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), emiten ritel bersiap memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kinerja. Pasalnya, konsumsi masyarakat biasanya meningkat signifikan selama periode ini, terutama dalam memenuhi kebutuhan belanja akhir tahun. Emiten ritel juga umumnya memanfaatkan momen ini dengan menghadirkan promosi menarik, mulai dari diskon besar-besaran hingga memperkuat strategi pemasaran, baik secara
offline maupun
online guna menarik minat konsumen. Nah, sentimen belanja akhir tahun yang meningkat dinilai akan mendorong optimisme investor, sehingga saham-saham emiten ritel kerap mengalami penguatan di periode ini.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan emiten berbasis ritel akan mendapatkan sentimen positif dari meningkatnya konsumsi masyarakat pada momen Nataru. Nafan bilang kalau pada momentum tersebut sejumlah emiten ritel memberikan periode diskon harga barang. Strategi ini menurutnya dapat memberikan stimulus bagi masyarakat untuk meningkatkan kemampuan belanja.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham SMRA yang Catat Kenaikan Laba per Kuartal III 2024 Nafan juga melihat dari sisi makroekonomi, kondisi kemampuan belanja masyarakat cukup positif, terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih relatif kuat berada di atas level 100. Selain itu, Retail Sales Index yang berada di atas angka 200 juga mencerminkan adanya optimisme aktivitas belanja masyarakat, khususnya di sektor ritel. "Indikator-indikator ini mencerminkan optimisme masyarakat terhadap sektor ritel mengalami peningkatan," kata Nafan kepada Kontan, Jumat (22/11). Sementara itu,
Director PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada mengungkapkan bahwa momentum Nataru sering kali dipersepsikan dapat mengangkat kinerja emiten ritel. Namun, ia menekankan bahwa dampak tersebut bersifat sementara dan hanya terjadi pada periode tersebut. Reza juga mengingatkan pentingnya memperhatikan kondisi saat momen tersebut berlangsung, seperti pelemahan nilai tukar rupiah atau kenaikan harga barang yang dapat membatasi dampaknya terhadap sektor ritel. Saat ini, daya beli masyarakat secara umum belum menunjukkan peningkatan signifikan, sehingga perilaku belanja cenderung lebih selektif. Selain itu, pergerakan saham emiten ritel turut dipengaruhi oleh sentimen terkait rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%. Namun, dampak riilnya masih bergantung pada kepastian penerapan kebijakan tersebut di lapangan. Meski demikian, strategi seperti pemberian promo, baik di toko fisik maupun
online, dapat membantu mendorong konsumsi. "Jadi kami melihat masih adanya pertumbuhan kinerja dari momen Nataru. Namun, sementara ini kami melihat tidak terlalu signifikan," ujar Reza kepada Kontan, Minggu (24/11). Ia menambahkan bahwa para pelaku pasar dan investor perlu melihat momentum dan fundamental dari masing-masing emiten ritel tersebut. Hingga akhir periode sembilan bulan pertama tahun 2024, kinerja emiten ritel cukup terjaga di mana masih membukukan keuntungan meski ada sejumlah emiten ritel yang mengalami penurunan laba. "Kami melihat hal ini masih positif karena emiten ritel mampu menjaga beban biayanya," ucap Reza. Reza merekomendasikan sejumlah saham untuk dicermati antara lain, ACES target harga Rp 3.500, MIDI target harga Rp 485, LPPF target harga Rp 1.650, ACES target harga Rp 920, MAPI target harga Rp 1.750, ERAA target harga Rp 475, RALS target harga Rp 425 dan CSAP target harga Rp 525. Sementara, Nafan merekomendasikan untuk
accumulative buy saham ERAA dan ACES dengan target harga terdekat masing-masing Rp 452 per saham dan Rp 860 per saham.
Baca Juga: Sederet Emiten Ini Bakal Cum Dividen Pekan Depan, Cek Daftarnya! Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati