KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masuknya beberapa bos emiten saham ke dalam daftar Orang Terkaya Indonesia 2019 menurut Forbes, bukan jaminan bahwa saham emiten tersebut akan langsung melonjak. Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki mengungkapkan, meskipun bos emiten emiten tersebut masuk dalam daftar orang terkaya Tanah Air, investor tetap harus melihat kondisi fundamental masing masing perusahaan tersebut sebelum berinvestasi. Menurutnya, tidak melulu saham prospek saham milik orang kaya tersebut akan bergerak positif. "Balik lagi, harus dilihat fundamentalnya," kata Yaki kepada Kontan.co.id, Jumat (8/3).
Dia mencontohkan beberapa saham seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) milik Theodore Rachmat yang masuk daftar orang terkaya kesembilan di Tanah Air yang menguat 2,21% ke harga Rp 1.390. Menurutnya, kenaikan harga tersebut cenderung didukung pulihnya harga batubara akhir akhir ini, sehingga secara year to date (ytd) saham ADRO pun sukses mencatatkan penguatan sebanyak 14,40%. "ADRO dia punya high calory coal bagus, harga bagus sehingga saat harga batubara pick up dia akan pick up, karena in line dengan kinerjanya," ungkapnya. Sedangkan, menguatnya saham PT Bank Mega Tbk (MEGA) sebanyak 8,33% ke level Rp 6.500 yang merupakan milik orang terkaya kelima yakni Chairul Tanjung, didukung sentimen laporan keuangan yang baru saja dirilis emiten tersebut. Namun Yaki menilai, pergerakan saham MEGA masih cenderung moderat. "Sementara untuk BBCA, meskipun hari ini sahamnya turun, itu karena adanya tekanan dari indeks. Sedangkan dilihat dari kinerjanya masih
solid ke depan," kata Yaki. Apalagi, dilihat sejak 2015 hingga 2018 kinerja BBCA masih cukup bagus dan sukses membukan pertumbuhan
double digit. Dengan begitu, saham memiliki fundamental terbaik menurut Yaki adalah BBCA. "Memang valuasi sampai kapanpun masih mahal, tapi saat terjadi koreksi seperti hari ini, justru jadi momentum baik untuk membeli dan bukan untuk kabur," jelasnya. Saham orang terkaya Indonesia lainnya yang masih menarik dilirik yakni ADRO, BRPT dan TPIA. Dimana, untuk ADRO sentimennya lebih ke arah pergerakan harga komoditas dan sektor batubaranya, terkait prospek impor batubara dari China. Ditambah lagi, saham ADRO saat ini dianggap sudah cukup murah dengan valuasi di kisaran Rp 1.300, sehingga dapat dimanfaatkan untuk jangka menengah atau
trading. Begitu juga dengan saham BRPT dan TPIA milik orang terkaya keenam Prajogo Pangestu, yang pergerakan sahamnya masih sangat bergantung pada harga minyak global "Selebihnya, lebih baik untuk
daily trade saja, karena dari sisi volume juga masih sangat tipis," sarannya. Untuk saham Lippo Group milik Mochtar Riady, Yaki menilai dari sisi teknikal sudah terkoreksi cukup banyak. Namun, pelaku pasar cenderung masih khawatir dengan sentimen dari dalam grup Lippo itu sendiri. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi