Pilar bisnis Tiga Pilar



JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) kedatangan investor baru, yakni Kohlberg Kravis Roberts & Co LP (KKR), perusahaan investasi asal Amerika Serikat. KKR akan membeli 9,5% saham AISA dan menjadi pemegang saham terbesar kedua AISA setelah Grup Tiga Pilar Sejahtera.

Para analis menilai, masuknya KKR ke struktur pemegang saham AISA dinilai bisa berdampak positif bagi kinerja emiten ini. Christandi Reza, analis Sinarmas Sekuritas mengatakan, KKR sudah memiliki pengalaman di bidang industri makanan dan ritel sehingga berdampak positif dalam jangka panjang. Namun, investor harus mencermati rencana ekspansi AISA dengan KKR.

KKR maupun AISA belum membeberkan nilai pembelian saham tersebut. Tapi, hitungan analis Mandiri Sekuritas, Herman Koeswanto dalam risetnya, valuasi wajar harga akuisisi di Rp 1.440-Rp 1.460 per saham. Ini berarti, total nilai akuisisi sekitar Rp 400,28 miliar-Rp 405,84 miliar.


Harga saham emiten yang masuk dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ini menyentuh level tertingginya di tahun 2013 pada harga Rp 1.530, 22 Juni 2013 lalu.

Manajemen AISA menargetkan transaksi ini bakal rampung Agustus 2013. KKR yang memiliki aset pengelolaan US$ 78 miliar diyakini kuat membawa AISA naik kelas.

Janni Asman, analis Nomura Securities yakin, KKR akan memberi nilai tambah terutama dari pendanaan. "Kesepakatan ini memberi kredibilitas buat AISA. Apalagi selama ini investor meragukan kemampuan AISA mengeksekusi bisnis," tulis dia dalam risetnya.

Rencana ekspansi

Ada beberapa agenda ekspansi AISA, seperti memasarkan produk ke pasar international dan menambah jumlah produk yang diekspor. Ada 10 negara yang menjadi sasaran AISA. Tiga Pilar juga gencar menambah kapasitas produksi untuk mendorong produk beras. AISA juga telah menyiapkan anggaran belanja modal sebesar Rp 800 miliar.

AISA sudah membangun dua pabrik penggilingan padi baru (ricemill) di Jawa Tengah tahun lalu. Rencananya, AISA masih akan membangun 14 pabrik penggilingan beras. Pembangunan dua pabrik baru ini akan menambah kapasitas produksi beras mencapai 240.000 ton per tahun.

Janni memprediksi, ekspansi bisnis beras akan jadi pendorong pertumbuhan kinerja dalam satu hingga dua tahun mendatang. Manajemen AISA berharap, penjualan beras bisa menyumbang 60% fulus dari target pendapatan AISA tahun ini Rp 5 triliun.

Christandi menambahkan, saat ini merek beras milik AISA sudah mulai dikenal masyarakat. Dia yakin, produk AISA bisa bersaing dengan emiten konsumer lain. Salah satu merek beras milik Tiga Pilar adalah Ayam Jago.

Namun, Christandi menilai, harga saham AISA sudah terlalu tinggi. Karena itu, dia merekomendasikan netral saham ini dengan target harga di Rp 1.300-Rp 1.400.

Janni lebih optimistis dengan memasang target AISA di Rp 2.000 per saham, dengan rekomendasi beli. Target harga itu mencerminkan price earning ratio (PER) di 2014 sebanyak 18 kali.

Sementara Reza Nugraha, Analis MNC Securities juga merekomendasikan beli saham AISA dengan target di Rp 1.650. Kemarin, harga AISA turun 5,75% ke Rp 1.310. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana