KONTAN.CO.ID - Meski ekonomi bergerak dinamis, keputusan investasi tak lagi bisa berlandaskan pertimbangan yang minim analisis. Kurangnya literasi terkadang membuat masyarakat memilih instrumen investasi secara asal-asalan, tanpa melihat profil risiko. Tak heran, sempat bermunculan investasi bodong yang meresahkan masyarakat. Kasus Doni Salmanan dan Indra Kenz adalah dua contoh investasi bodong berkedok branding yang merugikan masyarakat secara finansial dan psikologis. Namun, sejak pemerintah menggalakkan program edukasi dan literasi keuangan, semakin banyak individu menyadari bahwa investasi adalah rencana finansial jangka panjang yang membutuhkan pemahaman. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per Mei 2025, jumlah investor pada instrumen saham tercatat sebanyak 7.001.268 single investor identification (SID). Di akhir 2024, investor saham indonesia mencapai 6.381.444 SID. Instrumen saham tergolong sebagai investasi berisiko tinggi. Namun, risiko tersebut bisa diatasi dengan menggali informasi dari berbagai sumber, salah satunya dengan membaca kabar ekonomi dan industri di media massa. Informasi menjadi “bahan bakar” utama agar mesin investasi tetap memberi keuntungan. Tanpa mengetahui warta terbaru, analisis investasi tidak akan memiliki arah jelas, sehingga investasi berpotensi gagal.
Pilih Investasi Tepat dengan Baca Business Insight
KONTAN.CO.ID - Meski ekonomi bergerak dinamis, keputusan investasi tak lagi bisa berlandaskan pertimbangan yang minim analisis. Kurangnya literasi terkadang membuat masyarakat memilih instrumen investasi secara asal-asalan, tanpa melihat profil risiko. Tak heran, sempat bermunculan investasi bodong yang meresahkan masyarakat. Kasus Doni Salmanan dan Indra Kenz adalah dua contoh investasi bodong berkedok branding yang merugikan masyarakat secara finansial dan psikologis. Namun, sejak pemerintah menggalakkan program edukasi dan literasi keuangan, semakin banyak individu menyadari bahwa investasi adalah rencana finansial jangka panjang yang membutuhkan pemahaman. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per Mei 2025, jumlah investor pada instrumen saham tercatat sebanyak 7.001.268 single investor identification (SID). Di akhir 2024, investor saham indonesia mencapai 6.381.444 SID. Instrumen saham tergolong sebagai investasi berisiko tinggi. Namun, risiko tersebut bisa diatasi dengan menggali informasi dari berbagai sumber, salah satunya dengan membaca kabar ekonomi dan industri di media massa. Informasi menjadi “bahan bakar” utama agar mesin investasi tetap memberi keuntungan. Tanpa mengetahui warta terbaru, analisis investasi tidak akan memiliki arah jelas, sehingga investasi berpotensi gagal.
TAG: