Pilih-pilih Saham Konsumer Anthoni Salim di 2025, Ini yang Paling Layak Dikoleksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham konsumer milik konglomerat Anthoni Salim mencatatkan hasil bervariasi di sepanjang tahun 2024. 

Misalnya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menghasilkan return positif masing-masing sebesar 24,74% dan 9,65%. 

Sementara PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mencetak pergerakan saham yang negatif sebesar 9,41% di sepanjang tahun lalu. 


Lantas, bagaimana prospek saham emiten konsumer milik Anthoni Salim di tahun 2025?

Researcher Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan secara prospek emiten konsumer seperti ICBP, INDF, ROTI di tahun ini bisa terpengaruh oleh program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Namun, yang perlu diperhatikan ialah pengaruh dari pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah yang bisa memengaruhi peningkatan beban kinerja. 

Baca Juga: Perusahaan Anthoni Salim Bangun Pembangkit Listrik Hidrogen Rp 11 T di Singapura

"Kami melihat ICBP masih bisa prospektif. Hal ini didorong dengan adanya potensi peningkatan demand dari program MBG," kata Azis kepada Kontan, Kamis (9/1).

Saat ini, Azis menilai valuasi P/E ICBP masih tergolong undervalued, dengan P/E berada di level 15,91x. 

Sebagai perbandingan, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) memiliki valuasi P/E yang lebih tinggi, yakni 19,18x. Di sisi lain, INDF juga menunjukkan valuasi yang masih undervalued.

Untuk trading plan, Azis bilang posisi saat ini dapat dimanfaatkan untuk akumulasi pada ICBP dan INDF. Azis merekomendasikan buy ICBP dan INDF dengan target harga masing-masing Rp 14.000 dan Rp 8.275.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani melihat prospek emiten konsumer milik Anthoni Salim terbilang cerah di tahun 2025, terutama pada saham INDF.

Dimas menyebutkan ada dua sentimen pendukung emiten INDF bakal tetap moncer di tahun ini.

Pertama, dari sisi foreign flow di mana investor asing sudah mencatatkan inflow di saham INDF sebesar Rp 2,5 triliun sejak 6 Agustus 2024 di pasar reguler. Kedua, dari sisi teknikalnya yang menunjukkan tren naik sejak periode yang sama.

 
INDF Chart by TradingView

Dimas bilang, apabila tidak ada tanda pembalikan arah baik secara foreign flow maupun teknikalnya, maka INDF berpotensi untuk terus memiliki performa yang baik di 2025 ini.

"INDF menjadi pilihan saham utama dari emiten konsumer grup Salim. Sentimen pendukung lebih terhadap kondisi makroekonomi global yang memengaruhi appetite investor asing dalam mengakumulasi atau mendistribusi saham INDF," kata Dimas kepada Kontan, Kamis (9/1).

Dimas juga menambahkan, jika melihat indikator Price Earning Ratio (PER) dalam 5 tahun terakhir, harga INDF saat ini masih berada di bawah rata-rata PER dalam 5 tahun terakhir.

Dimas merekomendasikan untuk buy saham INDF selama tidak ada perubahan pada foreign flow, dengan batas stop loss apabila breakdown support 7.200. 

"Apabila berhasil bertahan, maka target harga berikutnya kembali ke level Rp 8.000 - Rp 8.200," ucap Dimas.

Selanjutnya: OJK Catat NPF Multifinance Capai 2,71% per November, Begini Kondisi Beberapa Pemain

Menarik Dibaca: Promo JSM Hypermart Periode 10-13 Januari 2025, Anggur Hijau Diskon Rp 17.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari