JAKARTA. Meski tren inflasi di tahun ini meningkat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, namun kondisi makro ekonomi Indonesia masih baik. Sektor-sektor seperti properti, infrastruktur dan perbankan masih cukup prospektif. Oleh sebab itu, investor bisa membenamkan investasi di sektor-sektor itu, meski sektor tersebut akan terkena dampak oleh kenaikan inflasi di tahun ini. Namun, saya melihat, efeknya hanya terasa sementara saja. Selama Bank Indonesia (BI) tetap mengacu pada inflasi inti (core inflation), agaknya kekhawatiran naiknya tingkat suku bunga acuan dapat diredam. BI kemungkinan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga rendah, yakni di level 5,75% pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) direalisasikan. Sebab, negara lain juga memiliki kecenderungan mempertahankan suku bunga rendah.
Pilih sektor saham yang prospektif
JAKARTA. Meski tren inflasi di tahun ini meningkat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, namun kondisi makro ekonomi Indonesia masih baik. Sektor-sektor seperti properti, infrastruktur dan perbankan masih cukup prospektif. Oleh sebab itu, investor bisa membenamkan investasi di sektor-sektor itu, meski sektor tersebut akan terkena dampak oleh kenaikan inflasi di tahun ini. Namun, saya melihat, efeknya hanya terasa sementara saja. Selama Bank Indonesia (BI) tetap mengacu pada inflasi inti (core inflation), agaknya kekhawatiran naiknya tingkat suku bunga acuan dapat diredam. BI kemungkinan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga rendah, yakni di level 5,75% pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) direalisasikan. Sebab, negara lain juga memiliki kecenderungan mempertahankan suku bunga rendah.