KONTAN.CO.ID - Suku bunga acuan 7-day reverse repo rate turun 25 basis poin (bps) ke 4,25%. Saat kondisi suku bunga turun, obligasi jangka pendek atau panjang yang menarik untuk dikoleksi? Pertanyaan penting selanjutnya adalah apakah penurunan suku bunga tersebut masih akan berlanjut? Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan, jika penurunan suku bunga masih berlanjut maka investasi di pasar obligasi akan semakin menarik. Faktor yang membuat pasar obligasi positif tidak hanya dari tingkat suku bunga BI melainkan juga yield US treasury dengan adanya pengurangan neraca bank sentral Amerika Serikat pada Oktober mendatang. Selain itu, faktor perkembangan credit default swap (CDS) Indonesia dan nilai tukar rupiah juga turut mempengaruhi pasar obligasi. Handy mengatakan, jika percaya penurunan suku bunga masih akan berlanjut dan faktor lain seperti yield US treasury tidak naik, serta nilai tukar rupiah stabil, maka tentunya obligasi jangka panjang akan lebih menguntungkan dan menarik untuk dijadikan portofolio. "Namun, jika kondisi sebaliknya, di mana ruang penurunan suku bunga BI rate dan US treasury yield terbatas, maka durasi obligasi pendek akan lebih menguntungkan," kata Handy, Minggu (24/9).
Pilih tenor obligasi ini ketika suku bunga turun
KONTAN.CO.ID - Suku bunga acuan 7-day reverse repo rate turun 25 basis poin (bps) ke 4,25%. Saat kondisi suku bunga turun, obligasi jangka pendek atau panjang yang menarik untuk dikoleksi? Pertanyaan penting selanjutnya adalah apakah penurunan suku bunga tersebut masih akan berlanjut? Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan, jika penurunan suku bunga masih berlanjut maka investasi di pasar obligasi akan semakin menarik. Faktor yang membuat pasar obligasi positif tidak hanya dari tingkat suku bunga BI melainkan juga yield US treasury dengan adanya pengurangan neraca bank sentral Amerika Serikat pada Oktober mendatang. Selain itu, faktor perkembangan credit default swap (CDS) Indonesia dan nilai tukar rupiah juga turut mempengaruhi pasar obligasi. Handy mengatakan, jika percaya penurunan suku bunga masih akan berlanjut dan faktor lain seperti yield US treasury tidak naik, serta nilai tukar rupiah stabil, maka tentunya obligasi jangka panjang akan lebih menguntungkan dan menarik untuk dijadikan portofolio. "Namun, jika kondisi sebaliknya, di mana ruang penurunan suku bunga BI rate dan US treasury yield terbatas, maka durasi obligasi pendek akan lebih menguntungkan," kata Handy, Minggu (24/9).