MOMSMONEY.ID - Seperti yang kita tahu, ada empat produk reksadana. Yaitu, pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan reksadana saham. Imelda bilang, ketika pemula ingin berinvestasi di sini, tidak harus dimulai dari reksadana pasar uang. Imelda Tarigan, perencana keuangan OneShildt menggambarkan hal ini bukan seperti jenjang sekolah yang harus dimulai dari risiko terkecil. "Semua ditentukan oleh selera investor dan profil risikonya," tegas Imelda. Misalnya saja, ketika Anda orang yang berkarakter agresif, tidak masalah investasi di awal pada reksadana saham demi mendapat keuntungan yang lebih besar. Atau, Anda bisa menggabungkan antara return rendah dan tinggi agar risiko yang diterima juga tidak terlalu besar.
Baca Juga: Waspadai Return Tinggi Investasi Reksadana Toh, sekarang ini banyak juga investor yang bukan pemula masuk di reksadana. Meski ada orang yang sudah belajar bertahun-tahun soal investasi saham, tetapi tetap saja mereka berinvestasi di reksadana saham. Mungkin karena waktunya yang tidak ada. Wawan Hendrayana, VP Infovesta berpendapat, sekarang ini reksadana pasar uang yang menjadi tren. Ada sekitar 8 juta lebih yang lari ke pasar uang. Orang-orang ini memanfaatkan reksadana pasar uang agar lebih likuid dibandingkan dengan ditempatkan di bank yang tergerus biaya administrasi. Nah, untuk investor yang tertarik mendapat bunga di atas inflansi dan mendapatkan hasil yang pasti, bisa memilih reksadana ini. Akan tetapi, bagi yang memerlukan untuk jangka panjang pilih yang isinyanya obligasi.