Pilkada dan bunga BI bayangi pasar saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada awal pekan ini, dua isu domestik akan menyetir arah pasar saham dan pasar finansial Indonesia. Setelah dikocok oleh isu perang dagang dan kenaikan bunga The Fed pekan lalu, kini investor akan menyoroti dua isu besar: pilkada serentak dan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.

Pilkada serentak akan berlangsung pada Rabu (27/6) di 171 daerah di Indonesia. Sehari kemudian, bank sentral akan mengumumkan kebijakan moneternya, salah satunya soal suku bunga BI 7-day reverse repo rate (BI 7-DRR).

Pelaku pasar berekspektasi, BI akan mengerek BI 7-DRR sebesar 25 basis poin menjadi 5%. "RDG BI seharusnya akan membawa sentimen positif bagi pasar," kata Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas kemarin.


Dampak suku bunga

Dalam jangka pendek, kenaikan bunga acuan BI setidaknya akan meredam sentimen negatif pasar, setelah sepanjang pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot 4%. Pasar akan melihat kenaikan ini sebagai upaya mengantisipasi kenaikan suku bunga AS.

Pasar memprediksi The Fed akan kembali menaikkan bunga acuan pada rapat September. The Fed optimistis bisa menaikkan suku bunga sebanyak empat kali sepanjang tahun ini seirama dengan pemulihan ekonomi AS dan kenaikan inflasi.

Namun Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang melihat, dalam jangka panjang kenaikan BI 7-DRR akan negatif bagi ekonomi. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kinerja emiten secara keseluruhan. Akan ada potensi penurunan target pendapatan dan laba bersih di masa mendatang.  "Ini tentu akan berpengaruh terhadap pergerakan IHSG," imbuh Edwin.

Tekanan terhadap IHSG cukup besar apabila mempertimbangkan kejatuhan harga komoditas. Apalagi pada saat bersamaan, rupiah masih melemah dan menembus ke atas Rp 14.000 per dollar AS.

Isu yang tak kalah penting adalah pesta politik lima tahunan di 171 daerah. Investor ingin memastikan perhelatan pilkada serentak akan berlangsung aman dan kondusif.

Bagi investor, isu keamanan begitu sensitif. Jika pesta politik ini berlangsung damai, kepercayaan diri investor akan terbangun lagi agar berani masuk ke pasar saham lokal.

Sejumlah analis menilai,  pesta demokrasi tidak akan memberikan dampak negatif terhadap pergerakan harga saham. "Secara historis, pilkada di indonesia masih berjalan kondusif dan aman," ujar Nafan. Selama ini, perhelatan pilkada dan pilpres justru mendorong laju IHSG.

Sejumlah analis yang dihubungi KONTAN meyakini pasar Indonesia akan mampu melewati sentimen negatif pada tahun ini. Ke depan, IHSG masih berpeluang menembus lagi level 6.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia