Pilot Garuda pastikan rencana mogok terbang



JAKARTA. Asosiasi Pilot Garuda (APG) memastikan rencananya untuk mogok terbang pada hari Kamis (28/7). Asosiasi juga mengimbau seluruh anggotanya untuk mematuhi keputusan asosiasi. Ketua Asosiasi Pesawat Garuda (APG), Stephanus Gerardus mengatakan mogok terbang merupakan langkah terakhir yang mereka lakukan karena dua kali perundingan dengan manajemen gagal total. Untuk itu, seperti pernah disampaikan sebelumnya, APG akan melakukan mogok terbang pada hari ini mulai pukul 00.00 hingga 23.59 WIB. "Kami instruksikan secara tegas kepada semua anggota untuk mengikuti ketetapan asosiasi," kata Stephanus dalam jumpa pers, Rabu (27/7). Mogok terbang akan dilakukan untuk semua penerbangan domestik maupun internasional dari Bandara Soekarno-Hatta. Sementara, penerbangan dari luar ke Bandara Soekarno-Hatta tetap dilakukan tapi tidak akan dilanjutkan lagi dengan penerbangan berikutnya. Menurut Stephanus, manajemen juga sudah melakukan terobosan quantum leap dengan menambah pesawat tapi tidak pernah dikoordinasikan dengan APG. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan jumlah awak kabin dan pilot, sehingga manajemen menambah pilot asing.

Tapi ternyata penambahan pilot asing ini memicu protes dan tuntutan adanya kesetaraan gaji antara pilot lokal dan asing di maskapai nasional itu. Langkah manajemen Garuda Indonesia yang menyewa pilot asing, menurut Stephanus telah meresahkan pilot lokal. Maklum, antara pilot asing dan lokal terdapat selisih gaji yang mencolok. "Kami tidak ingin menjatuhkan perusahaan. Hanya saja usulan kita tidak dapat respons dari perusahaan selama tiga tahun," ucapnya, Rabu (27/7). Jumlah pilot Garuda Indonesia yang tergabung dalam APG sendiri menurut Stephanus mencapai 543 orang. Sedangkan jumlah pilot yang terbang melalui Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 70 orang. Meski demikian, Stephanus belum bisa memastikan berapa pilot yang akan mogok terbang. Atas ketidaknyamanan para penumpang akibat mogok terbang yang dilakukan, Stephanus meminta maaf kepada masyarakat. Hal itu menurutnya tidak dikehendaki jika saja manajemen Garuda Indonesia mau memperhatikan keluhan para pilot. Menurut Stephanus, APG akan membatalkan rencana mogok terbang, jika manajemen Garuda Indonesia hari ini mengeluarkan seluruh pilot asing yang dipekerjakan. Mogok terbang yang dilakukan APG juga mendapat dukungan dari Ikatan Awak Kabin Gauda Indonesia (IKAGI) dan Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga). Mereka menilai permasalahan di Garuda Indonesia karena Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sejak Januari 2010. Penasehat Hukum APG, Adnan Buyung Nasution mengatakan mogok kerja yang akan dilakukan oleh APG adalah hak kerja pilot. Hal itu juga akan dilakukan dengan tertib dan damai. "Langkah ini belum final dan baru berupa peringatan saja pada manajemen Garuda," kata Adnan. Adnan juga menilai, solusi yang ditawarkan manajemen agar para pilot keluar dari perusahaan dan mendaftar lagi sebagai pegawai kontrak agar mendapat kesetaraan gaji seperti pilot asing dianggap sebagai penghinaan. Pasalnya, lanjut Adnan, para pilot itu telah mengabdi sebagai pegawai selama bertahun-tahun. "Tidak mungkin membuang harapan dapat pensiun demi status kontrak agar naik gaji," ujarnya. Menanggapi hal itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan mengutarakan, agar proses mediasi manajemen dan APG terus dilakukan. Untuk mengantisipasi efeknya terhadap penumpang, kementerian itu telah meminta agar PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melakukan pembahasan dengan sesama maskapai. Perundingan itu ditujukan untuk mengantisipasi penundaan penerbangan. "Untuk penumpang yang sudah membeli tiket bisa diangkut oleh maskapai swasta lain yang memiliki rute sama," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.