KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia di Tembagapura yang dilaksanakan pukul 08.00 WIT atau 06.00 WIB pagi tadi (17/8). Dalam acara tersebut, Bahlil mengungkapkan kebanggaan sebagai putera daerah yang tumbuh dan berproses di Papua dan dapat mengikuti peringatan Hari Kemerdekaan RI di tanah Papua. Sesuai dengan tema tahun ini
“Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”, Bahlil optimistis perekonomian Indonesia akan terus bangkit dari keterpurukannya akibat pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2019.
Bahlil menjelaskan bahwa salah satu faktor pendorong perekonomian Indonesia saat ini adalah hilirisasi industri Sumber Daya Alam (SDA). Di mana pemerintah telah melakukan pelarangan ekspor barang mentah yaitu nikel, dan akan dilanjutkan dengan pelarangan ekspor bauksit pada 2022 dan timah pada 2023 mendatang.
Baca Juga: Susunan Upacara 17 Agustus 2022 Sesuai Surat Edaran Kemdikbudristek HUT ke-77 RI Pelarangan ini sebagai cara agar hilirisasi dilakukan di dalam negeri sehingga memberikan nilai tambah yang tinggi dan juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Bahlil mengapresiasi langkah PT Freeport Indonesia (PT FI) dalam membangun industri smelter terbesar di dunia yang berlokasi di JIIPE, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Bahlil berharap pembangunan smelter tembaga kedua PT FI ini dapat berjalan sesuai dengan target, selesai pada akhir 2023 dan mulai beroperasi pada bulan Mei 2024. Kementerian Investasi/BKPM berkomitmen memberikan dukungan penuh terhadap PT FI dalam merealisasikan rencana investasinya tersebut. “Harus diingat, PT FI bukan lagi milik asing seperti dahulu. PT FI sudah milik Indonesia. 51% sahamnya sudah milik Indonesia. Milik kita semua. Tambang Freeport ini adalah salah satu yang berkelas di dunia. Kalau kita mampu mengelola dengan baik, ini akan memberikan satu bargain posisi tersendiri Indonesia di mata dunia, bahwa kita sebagai anak negeri bisa mengelola sumber daya dalam negeri dengan baik,” ujar Bahlil dalam keterangan resminya, Rabu (17/8).
Baca Juga: Lirik Lagu Mengheningkan Cipta Beserta Not: Pencipta dan Sejarahnya Menurut Bahli, saat ini hilirisasi industri di Indonesia sudah pada jalur yang benar. Bahlil mengungkapkan bahwa pada tahun 2017 lalu, defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok mencapai US$ 18 miliar, dan di tahun 2021 masih tercatat defisit sebesar US$ 2,5 miliar. Akan tetapi, pada semester I 2022 ini, neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok tercatat surplus sebesar US$1 miliar, dan secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia juga tercatat surplus sebesar US$ 15,55 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli