Pimpinan Eropa masih berdebat isu bailout Siprus



BRUSSELS. Para pemimpin Eropa saat ini tengah berjuang keras untuk menyelamatkan Siprus dari guncangan finansial. Tujuannya tak lain untuk menghindari guncangan finansial negara dengan perekonomian ketiga terkecil di Eropa itu yang dapat menyulut kembali krisis utang di Benua Biru. Para pimpinan Siprus masih terus memperdebatkan persyaratan untuk mendapatkan dana bailout senilai 10 miliar euro atau US$ 13 miliar dengan para menteri keuangan Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB), dan Badan Moneter Internasional (ECB) pada pertemuan krisis Brussels kedia dalam sembilan hari. Ancaman yang dilontarkan oleh ECB, yakni memangkas dana darurat bagi bank Siprus yang bermasalah paling hari ini (25/3), tidak banyak memberikan pilihan kepada pimpinan Pulau Mediterania itu kecuali menyetujui permintaan kreditur. Yaitu, mengerucutkan sistem finansial mereka atau menghadapai potensi default, serta kemungkinan keluar dari zona Eropa. "Keputusan bukan di tangan kami. Sekarang, keputusan ada di tangan Siprus," jelas Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble. Sebelumnya, paket penyelematan Siprus yang disetujui pada 16 Maret lalu gagal dikucurkan di Brussels tiga hari kemudian setelah parlemen Siprus menolak dikenakannya pajak pada seluruh rekening bank di negara tersebut. Kondisi itu memaksa Siprus untuk berburu sumber pendanaan lain senilai 5,8 miliar euro yang menjadi tuntutan kreditur. Misi yang dikirimkan Siprus ke Rusia, investor asing terbesar negara tersebut, gagal mendapatkan alternatif solusi lainnya.  


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie