NEW YORK. Jangan dulu menghilangkan kemungkinan the Federal Reserve untuk mengerek suku bunga acuannya pada tahun ini. Dari hasil notulensi the Fed yang dirilis kemarin, sejumlah anggota the Fed memberikan indikasi bahwa kenaikan suku bunga akan naik pada tahun ini. Pertemuan the Fed selanjutnya akan digelar pada September, November, dan Desember. "Kita semakin mendekati titik di mana kenaikan suku bunga harus dilakukan," jelas pimpinan the Fed New York William Dudley kepada
Fox Business Selasa (16/8) lalu. Dudley menilai, kenaikan suku bunga pada September mendatang 'sangat mungkin dilakukan'.
Pernyataan Dudley hampir sama dengan pimpinan the Fed Atlanta Dennis Lockhart. "Jika kepercayaan saya terhadap ekonomi terbukti akurat, saya rasa satu kali kenaikan suku bunga dapat dilakukan pada tahun ini," jelas Lockhart. Sekadar informasi, dalam hasil notulensi rapat the Fed Juli lalu, sejumlah pimpinan the Fed melihat adanya kesempatan kenaikan suku bunga tahun ini. Bahkan beberapa anggota mendorong agar suku bunga dinaikkan pada Juli kemarin. Perundingan yang positif mengenai suku bunga ini terbilang berbeda dengan pesan yang disampaikan the Fed pada awal tahun ini. Sementara, pimpinan the Fed Janet Yellen mengingatkan bahwa komite the Fed harus mengambil langkah yang hati-hati saat suku bunga acuan dinaikkan. Banyak pengamat yang menilai, pernyataan itu berarti the Fed tidak akan menaikkan suku bunganya dalam jangka pendek. Kendati demikian, tidak seluruh anggota the Fed merasa optimistis. Pimpinan the Fed St. Louis James Bullard menilai, jika ada sedikit perubahan pada suku bunga acuan, hal itu karena yield obligasi AS sangat rendah dan produktivitas pekerja tidak tumbuh dengan cepat.
Meski demikian, sejumlah investor mulai banyak yang menempatkan taruhannya pada pernyataan Dudley dan Lockhart. Berdasarkan data CME Group, mereka percaya ada 45% kemungkinan the Fed menaikkan suku bunga acuannya pada Desember. Naik 35% dari posisi Jumat (12/8) lalu. Di luar itu semua, satu kali kenaikan suku bunga tahun ini terlihat sangat rendah mengingat pada Desember lalu the Fed memproyeksikan kenaikan suku bunga sebanyak empat kali. Pertumbuhan ekonomi yang lemah, volatilitas market yang tinggi, serta anjloknya harga minyak menjadi alasan the Fed. Terakhir, lemahnya data tenaga kerja AS menghapus kemungkinan kenaikan suku bunga pada musim panas ini. Meski demikian, pasar tenaga kerja AS mulai rebound sejak Mei lalu. Selain itu, pertumbuhan ekonomi diprediksi akan naik lebih tinggi di paruh kedua tahun ini. Fed Atlanta memprediksi, kuartal tiga ekonomi AS akan tumbuh 3,6%.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie