Pinago Utama (PNGO) Revisi Target Penjualan Tahun 2022, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan sawit dan karet, PT Pinago Utama Tbk (PNGO) merevisi turun target penjualan yang telah dibidik di tahun ini. Pihaknya memproyeksikan angka penjualan sampai akhir 2022 dapat mencapai Rp 2 triliun, dari yang ditargetkan sebelumnya Rp 2,3 triliun. 

"Untuk penjualan sampai dengan akhir 2022 ada sedikit revisi, kami proyeksikan menjadi Rp 2 triliun dari sebelumnya Rp 2,3 triliun, dikarenakan tantangan harga karet ekspor crumb rubber," ungkap Direktur Pinago Utama Meli Tantri, kepada Kontan.co.id, Senin (14/11) lalu. 

Meski tak memberi detail besarannya, dia berharap capaian laba PNGO di tahun ini dapat mencapai angka yang lebih baik dibandingkan tahun lalu. Target tersebut dikontribusi dari sektor bisnis kelapa sawit yang diharapkan mampu menopang kinerja PNGO di sepanjang 2022. 


Sebagai informasi, Pinago Utama tercatat membukukan penjualan sebesar Rp 1,52 triliun hingga akhir September lalu. Angka ini turun tipis 1,46% dari sebelumnya Rp 1,54 triliun selama periode yang sama tahun lalu. 

Baca Juga: Ini Jurus Cemindo Gemilang (CMNT) untuk Capai Pertumbuhan Pendapatan 15% pada 2022

Penjualan PNGO masih ditopang oleh minyak sawit dan inti sawit yang mencapai Rp 865,60 miliar atau setara 56,92% dari total penjualan selama sembilan bulan pertama 2022. Kemudian disusul oleh penjualan karet senilai Rp 653,43 miliar (42,96%) dan penjualan kompos Rp 1,66 miliar (0,10%). 

Merujuk catatan KONTAN, dari sisi produksi dan volume penjualan, PNGO menargetkan dapat memproduksi 100.000 ton untuk Crude Palm Oil (CPO) dan 46.500 ton produk crumb rubber SIR. 

Di tahun 2022 ini Pinago Utama menyiapkan alokasi capital expenditure (capex) sebesar Rp 142 miliar. Dana capex ini merupakan modal untuk tanaman dan juga infrastruktur. 

"Serapan capex hingga kuartal III-2022 sebesar Rp 85 miliar atau 59,7% dari total capex 2022 Rp 142 miliar, dan alokasinya untuk infrastruktur Rp 50,3 miliar (35,3%) dan Tanaman Rp 34,7 miliar (24,4%)," jelas Meli.  

PNGO juga punya pandangan bisnis yang cukup positif di tahun depan. Menurutnya, sektor sawit masih akan menjadi penopang penghasilan maupun laba perseroan pada 2023 mendatang.

Baca Juga: Trisula International (TRIS) Cetak Laba Rp 27,90 Miliar Hingga Kuartal III 2022

Meli juga memberikan rincian rencana volume produksi PNGO di 2023, di mana untuk produk tandan buah segar (TBS) sebanyak 192.000 ton, CPO 101.500 ton, crumb 46.500 ton, RSS 2.600 ton, kompos granul 15.000 ton, dan kompos halus 40.300 ton. 

Dalam menyikapi kenaikan harga pupuk kimia yang terjadi belakangan ini, Meli menyebut bahwa di tahun depan pihaknya akan memaksimalkan penggunaan pupuk kebun internal untuk kebutuhan pemupukan tanaman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi