Pindad incar pertumbuhan 50% tahun depan



JAKARTA. Di tengah lesunya perekonomian, PT Pindad (Persero) masih optimis dapat membukukan pertumbuhan hingga 50% tahun depan.

Silmy Karim, Direktur PT Pindad menjelaskan pertumbuhan tahun depan masih mengandalkan beberapa produk perseroan yang sudah diperkenalkan sebelumnya, seperti kendaraan panser "badak" 6×6 dipersenjatai cannon 90 mm yang sudah diluncurkan 5 November tahun lalu, dan realisasi excavator yang sudah diluncurkan 27 Juni 2015 lalu.

Sebagai latar belakang saja, Juni lalu perseroan meluncurkan prototype excavator kelas 20 ton yang dilabeli dengan nama Pindad Excava 200. Rencananya Perseroan akan memproduksi 600 unit excavator per tahun mulai awal tahun depan. Order sudah di dapat dari kementerian PU sebesar 100 unit dan BUMN sebanyak 500 unit.


Adapun harga jual 1 unit Pindad Excava 200 mencapai Rp 1,3 miliar. Dengan demikian, order pembelian ekskavator milik Pindad di tahun 2016 mencapai Rp 780 miliar. Lini bisnis ini menyumbangkan penjualan sekitar 20 -25% dari total penjualan perseroan.

Selain dari penjualan excavator, pertumbuhan perseroan tahun depan juga mengandalkan penjualan dari produk barunya berupa amunisi kaliber besar juga satu senjata baru yang akan diluncurkan awal tahun depan. Sayangnya Silmy masih merahasiakan detail senjata baru tersebut.

Sebagai informasi saja, untuk segmen militer Pindad memproduksi kendaraan militer seri 4x4 komodo dan 6x6 Anoa, selain itu perseroan juga memproduksi senjata api dan amunisi. Setengahnya dari total penjualan perseroan berasal dari kontribusi produk militer. Amunisi sendiri menjadi penyumbang terbesar perseroan, yakni sekitar 35%.

Selain produk militer Pindad juga memproduksi mesin industri, alat berat dan bahan peledak non militer, segmen usaha ini menyumbangkan pemasukan 50% dari keseluruhan penjualan perseroan. Namun Silmy enggan menyebutkan value penjualannya. Yang pasti dari keterangan Silmy, sepanjang tahun ini saja, perseroan telah membukukan pesanan sebesar 151% lebih besar dibanding tahun lalu, yang berasal dari lini usaha militer dan non militer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto