Sejumlah headline media online pada Senin (24/4) kemarin mengangkat isu yang sebenarnya sudah lama bergulir. Yakni, Presiden Jokowi menyetujui untuk memindahkan ibukota dari Jakarta ke luar Pulau Jawa. Ini merupakan alternatif ketiga terkait pemindahan Ibu Kota Jakarta. Alternatif pertama, ibu kota tetap di Jakarta tetapi berada di daerah seputaran Istana dan Monas. Adapun alternatif kedua, pusat pemerintahan pindah ke luar Jakarta, tetapi masih dalam radius sekitar 50-70 km dari Jakarta. Alasannya: agar Indonesia tak Jawa sentris, sehingga pertumbuhan ekonomi merata di setiap wilayah. Sejatinya, isu pemindahan ibu kota sudah bergulir sejak zaman Presiden Soekarno. Kala itu, wilayah yang digadang-gadang akan dijadikan kota pemerintahan Palangkaraya. Zaman Presiden Soeharto pun, pembahasan ini pernah muncul. Nama Jonggol keluar sebagai salah satu alternatif. Kemudian, isu ini kembali jadi pembahasan hangat di zaman pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono, serta kini pemerintahan Jokowi.
Pindah ibu kota
Sejumlah headline media online pada Senin (24/4) kemarin mengangkat isu yang sebenarnya sudah lama bergulir. Yakni, Presiden Jokowi menyetujui untuk memindahkan ibukota dari Jakarta ke luar Pulau Jawa. Ini merupakan alternatif ketiga terkait pemindahan Ibu Kota Jakarta. Alternatif pertama, ibu kota tetap di Jakarta tetapi berada di daerah seputaran Istana dan Monas. Adapun alternatif kedua, pusat pemerintahan pindah ke luar Jakarta, tetapi masih dalam radius sekitar 50-70 km dari Jakarta. Alasannya: agar Indonesia tak Jawa sentris, sehingga pertumbuhan ekonomi merata di setiap wilayah. Sejatinya, isu pemindahan ibu kota sudah bergulir sejak zaman Presiden Soekarno. Kala itu, wilayah yang digadang-gadang akan dijadikan kota pemerintahan Palangkaraya. Zaman Presiden Soeharto pun, pembahasan ini pernah muncul. Nama Jonggol keluar sebagai salah satu alternatif. Kemudian, isu ini kembali jadi pembahasan hangat di zaman pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono, serta kini pemerintahan Jokowi.