Pinjaman asing multifinance menggemuk 18,36%



JAKARTA. Likuiditas dalam negeri yang masih ketat membuat para pelaku perusahaan pembiayaan (multifinance) terpaksa berburu sumber pendanaan ke luar negeri. Lihat saja, berdasarkan data dari Bank Indonesia, per Februari 2015, pinjaman luar negeri industri multifinance mencapai Rp 120,19 triliun, meningkat 18,36% (yoy) ketimbang periode sama tahun sebelumnya yang berkisar Rp 101,54 triliun.

Di saat yang sama, pinjaman dalam negeri terkoreksi 1,98% (yoy) dari semula Rp 137,68 triliun pada Februari 2014 menjadi Rp 134,95 triliun dua bulan lalu. Total pinjaman multifinance tercatat tumbuh 6,65% (yoy) dari Rp 239,22 triliun menjadi Rp 255,14 triliun.

Selain itu, penerbitan obligasi yang berkisar Rp 53,08 triliun per Februari 2014 turun 2,26% (yoy) menjadi Rp 51,88 triliun. Meskipun pinjaman subordinasi menempati porsi terkecil, terhitung melonjak 35,53% (yoy) dari Rp 394 miliar menjadi Rp 534 miliar Februari lalu.


Sebelumnya, Efrinal Sinaga, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memprediksi, pamor pinjaman luar negeri masih akan tetap bertahan dalam beberapa waktu yang akan datang. "Secara kondisi makro, pinjaman luar negeri masih lebih baik, lebih terbuka," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie