Pinjaman CPIN dalam bentuk dollar dan rupiah



JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) telah menggaet dana segar dari pinjaman sindikasi perbankan US$ 350 juta. Pinjaman itu memiliki greenshoe option US$ 50 juta.

Pinjaman tersebut berdenominasi dollar AS dan rupiah serta terbagi menjadi dua kategori. Yakni amortizing term loan facility dan revolving credit facility. Keduanya berjangka waktu lima tahun.

Mengutip laporan Global Capital Selasa (21/10), pembagian besaran nilai pinjaman dollar dan rupiah baru akan ditentukan setelah ada komitmen dari perbankan. "Biasanya, CPIN akan meminta 50-50," ujar sumber Global Capital. Beberapa bank ini akan berpartisipasi dari dua level.


Pertama, arrangers yang berkomitmen US$ 20 juta atau lebih akan mendapat fee 65 basis poin (bps) pada kredit revolving dan 60 bps pada term loans. Sementara lead managers berkomitmen US$ 10 juta hingga US$ 20 juta akan memperoleh fee 55 bps di kredit revolving dan 50 bps di term loans. Bank-bank tersebut memiliki kesempatan hingga 11 November untuk menetapkan komitmen.

Bunga pinjaman rupiah berbentuk term loan LIBOR plus 245 bps dan pinjaman revolving Libor plus 50 bps. Sementara untuk term loan dalam dollar plus 170 bps dan 175 bps untuk revolving.

Adapun mandated loan arranger banks  dan bookrunner pinjaman itu di antaranya Australia and New Zealand Bank (ANZ Bank), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), CIMB Bank, Citi, DBS dan Sumitomo Mitsui Banking Corp. Mengingatkan saja, pada Oktober tahun lalu, CPIN mendapat pinjaman sindikasi sebesar US$ 505 juta dari 20 bank yang dipimpin oleh Citi Grup.

Nilai pinjaman kala itu juga terbagi menjadi dua kategori. Pertama, amortizing term loan facility senilai US$ 130 juta dan Rp 800 miliar. Tenornya mencapai lima tahun. Kedua, revolving credit facility senilai US$ 195 juta dan Rp 1,2 triliun dengan jangka waktu tiga tahun.

Pinjaman tersebut mengalir untuk kebutuhan modal kerja umum, belanja modal, seperti untuk akuisisi aset. Kemarin, harga CPIN naik 1% ke Rp 3.985 per saham.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana