Pinjaman Fintech ke UMKM Diyakini Tetap Melaju Meski Harga BBM Naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati berbagai kondisi yang menantang turut dirasakan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terutama akibat lonjakan inflasi, kenaikan harga BBM dan suku bunga acuan, hal tersebut tak gentar menyurutkan perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending dalam membuka akses pendanaan kepada UMKM.

Sebut saja fintech P2P lending Amartha yang telah menyalurkan permodalan kepada 1,18 juta pelaku UMKM. Dengan total dana yang telah di salurkan lebih dari Rp 7,9 triliun. Sementara, besaran pinjaman di Amartha berkisar dari Rp 4 juta hingga Rp 15 juta.

Rezki Warni, AVP Marketing & PR Amartha menyampaikan, bahwa Amartha optimis tetap dapat menyalurkan permodalan bagi pelaku UMKM, meskipun terdapat perubahan kondisi ekonomi yang disebabkan oleh inflasi, kenaikan BBM dan suku bunga acuan.


"Pinjaman masih tetap didominasi ke wilayah di luar pulau Jawa, yakni Pulau Sumatra dan Sulawesi, karena terbukti memiliki performa yang sangat baik," kata Rezki kepada kontan.co.id, Selasa (6/9).

Baca Juga: KoinWorks Telah Distribusikan Pembiayaan Senilai Rp 13 Triliun kepada UMKM

Untuk meningkatkan performa keuangan, Amartha senantiasa menjalin kolaborasi dengan banyak pihak, baik perbankan maupun institusi lainnya untuk bersama-sama memberdayakan UMKM di Indonesia.

Rezki menambahkan, Amartha juga berupaya untuk menjaga kualitas pinjaman dengan mengoptimalkan teknologi machine learning. Hingga saat ini, Amartha memiliki NPL  di bawah 0,5%.

Di sisi lain, Amartha juga berencana untuk melakukan ekspansi wilayah operasional seperti ke provinsi Lampung, Bengkulu, dan Gorontalo. Oleh sebab itu, dengan adanya kebutuhan akan ekspansi serta historikal performa keuangan yang sehat, Amartha juga menargetkan untuk merekrut 1.800 tenaga kerja baru sampai dengan akhir tahun ini.

Serupa, hingga saat ini, Grup Modalku juga mencatatkan angka penyaluran pinjaman di setiap kuartal yang terbilang cukup stabil. Hingga saat ini, Grup Modalku telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 38,73 triliun kepada lebih dari 5,1 juta pinjaman UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Co-Founder Funding Societies dan CEO Modalku Indonesia Reynold Wijaya mengatakan, terdapat banyak variabel yang mempengaruhi penyaluran pinjaman Modalku kepada UMKM sehingga sulit untuk menyatakan bahwa dengan adanya hal tersebut maka akan berdampak langsung terhadap penurunan penyaluran pinjaman.

"Kami akan terus mengamati perkembangan ekonomi yang berkaitan langsung dengan industri dan segmen yang kami sasar dan mengintegrasikannya ke dalam model seleksi kelayakan calon peminjam sehingga kami senantiasa dapat mengelola risiko-risiko yang mungkin timbul," kata Reynold.

Reynold menyebut, hingga saat ini segmen utama Modalku tetap UMKM, mulai dari segmen mikro hingga menengah. Segmen ini dibidik karena sesuai dengan visi utama perusahaan, yaitu mendukung UMKM berpotensi untuk mendapatkan akses pendanaan.

Perlu di catat, Modalku menyediakan layanan pendanaan digital, dimana peminjam (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa jaminan hingga Rp 2 miliar dengan tenor bervariatif yang disesuaikan dengan profil usaha peminjam melalui penilaian tim kredit Modalku.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun Ke-3, Pengguna BukuWarung lewati 8 Juta

Area penyaluran pinjaman Modalku pun tidak hanya berfokus di Pulau Jawa, namun juga ke luar Pulau Jawa. Beberapa area di luar Pulau Jawa yang paling banyak didanai oleh Modalku antara lain Riau, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan Bali.

Reynold mengaku, di tengah maraknya kenaikan harga BBM serta lonjakan inflasi, pihaknya terus mengevaluasi dampak terhadap proyeksi pinjaman yang diberikan. Kendati demikian, ia tentunya berharap hingga akhir tahun 2022 keadaan perekonomian semakin membaik.

Di tahun ini, Modalku terus berusaha meningkatkan penyaluran pinjaman UMKM di berbagai sektor industri melalui inovasi produk dan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk HSBC Singapura dan platform digital seperti Linkz Asia yang baru berjalan di tahun ini.

Selain itu, Modalku juga fokus untuk meningkatkan penetrasi pasar di masing-masing daerah karena potensinya masih sangat besar. Sebagai tambahan informasi, beberapa saat lalu Modalku juga baru saja melakukan ekspansi luar Jawa ke wilayah Makassar.

PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) juga mengaku masih optimistis kinerja penyaluran pinjaman di semester II/2022  tetap tumbuh.

Hal tersebut sejalan dengan realisasi penyaluran pinjaman pada pertengahan tahun ini yang mencapai sebesar Rp1,3 triliun dan mencapai Rp1,75 triliun sepanjang tahun berjalan.

CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan mengatakan, kendati kondisi menantang turut dirasakan para pelaku UMKM terutama akibat lonjakan inflasi, kenaikan harga BBM dan kenaikan suku bunga acuan. Ia tetap optimistis hal tersebut tidak akan terlalu berpengaruh kepada penyaluran dana Akseleran ke UMKM.

"Justru dengan terus berlanjutnya pemulihan ekonomi dan potensi growth yang ada, kelihatannya pinjaman UMKM masih akan terus bergeliat ke depan. Kami optimis rata-rata penyaluran bulanan Akseleran masih bisa bertahan di level Rp 230 miliar sampai Rp 250 miliar," ujar Ivan.

Asal tahu saja, hingga saat ini Akseleran telah menyalurkan permodalan kepada 3.513 borrower, di mana 1.136 di antaranya merupakan borrower aktif, dengan mayoritas UMKM berada di bidang engineering, konstruksi, energi, dan aneka jasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi