Pinjaman Perbankan Yang Belum Ditarik Diprediksi Melandai, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat permintaan kredit diprediksi bisa tumbuh lebih kencang di semester II-2023 ini, ternyata kredit yang belum ditarik (undisbursed loan) oleh kreditur pun tetap tinggi. Meski demikian, bank masih optimistis angka undisbursed loan terus akan melandai.

Secara industri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat undisbursed loan tercatat masih senilai Rp 738,6 triliun atau tumbuh 17,78% secara tahunan (YoY) per April 2023. Namun, nilainya turun dari bulan sebelumnya senilai Rp 759,9 triliun.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha melihat kondisi undisbursed loan yang masih tumbuh diperkirakan karena kreditur cenderung masih bersikap hati-hati dan mengambil posisi wait and see dalam melakukan pembelanjaan.


Di Bank Mandiri sendiri, fasilitas kredit yang belum ditarik hingga akhir Mei 2023 secara bank only masih mengalami peningkatan 12,68% YoY atau menjadi Rp 217,16 triliun.

Lebih lanjut, Rudi bilang kondisi tersebut juga bisa dilihat bahwa kreditur telah lebih dulu mengamankan sumber pendanaan dari bank. Tujuannya agar memiliki fleksibilitas dalam melakukan ekspansi ke depan.

Baca Juga: OJK Dorong Bank Konvensional Kembali Beroperasi di Aceh

“Kami memperkirakan undisbursed loan Bank Mandiri akan melandai karena secara historical kreditur mulai aktif melakukan ekspansi di separuh kedua setiap tahunnya,” ujar Rudi.

Ia optimistis pencairan kredit akan semakin meningkat seiring peningkatan konsumsi dan daya beli masyarakat yang cukup kuat. Itu juga tercermin dari pertumbuhan kredit Bank Mandiri hingga Mei 2023 yang naik 10,36% YoY menjadi Rp 964,46 triliun.

Undisbursed loan yang tinggi tampaknya juga masih dialami oleh BCA. Bank tersebut mencatat hingga Mei 2023 tercatat sebesar Rp 350,8 triliun, sementara total kredit BCA di periode yang sama senilai Rp 713,2 triliun atau tumbuh 11,1% YoY.

Meski demikian, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn melihat pemulihan kini semakin luas di berbagai segmen bisnis. Alhasil, pencairan kredit juga bisa banyak dilakukan.

“sektor-sektor seperti telekomunikasi, jasa keuangan, komoditas/energi, hingga kredit konsumen memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan total kredit ke depan,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Bank Danamon Dadi Budiana melihat kenaikan undisbursed loan merupakan fluktuasi yang normal bulan ke bulan. Itu sejalan dengan langkah bank yang terus menambah jumlah debitur atau limit kredit.

 
BMRI Chart by TradingView

“Ada situasi di mana limit baru sudah terpasang, tetapi pencairan belum terjadi,” ujar Dadi.

Lebih lanjut, Ia melihat tidak ada indikasi bahwa pengusaha sedang menahan ekspansi saat ini. Ia melihat ekspansi dalam hala ini perluasan sarana usaha kelihatan stabil yang artinya tidak ada pertumbuhan yang pesat dan juga tidak melambat.

Ia juga menyebutkan saat ini beberapa sektor dengan permintaan kredit yang tinggi adalah otomotif, jasa keuangan, FMCG, dan sawit. Menurutnya, pertumbuhan di sektor tersebut cukup baik.

“Kami juga mempunyai appetite terhadap sektor-sektor ini,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari