Pinjaman Sindikasi Jadi Salah Satu Opsi Diversifikasi Pendanaan Multifinance



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan atau multifinance di Tanah Air terus memperkuat pendanaan yang dimiliki. Salah satu opsi pendanaan multifinance adalah pinjaman sindikasi dari perbankan. Ini dilakukan demi diversifikasi pendanaan yang diterima perusahaan.

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance baru-baru ini mengantongi pinjaman sindikasi sebesar US$ 300 miliar atau setara dengan Rp 4,72 triliun pada 1 Februari 2024. Direktur Utama Adira Finance Dewa Made Susila mengatakan, pihaknya terus melakukan diversifikasi pendanaan melalui pinjaman sindikasi dalam mata uang asing.

“Pinjaman sindikasi ini merupakan pinjaman sindikasi kesembilan sepanjang perjalanan Adira Finance dan yang pertama setelah pandemi Covid-19,” ujar Made beberapa waktu lalu.


Made menjelaskan, memang sejak dari 2013 pihaknya konsisten memanfaatkan pinjaman sindikasi. Menurutnya, kepercayaan investor kepada ADMF tetap kuat, terlihat dari penerbitan pinjaman ini yang oversubscribed sekitar 3,2 kali dari rencana awal.

“Fasilitas ini telah berhasil menarik minat para investor asing yang sebagian besar berasal dari Singapura, Taiwan dan Jepang. Fasilitas ini berjumlah US$ 300 juta dengan tenor 3 tahun dan tingkat bunga yang kompetitif,” imbuh dia.

Baca Juga: Untung Rugi Kredit Mobil di Bank dan Multifinance

Made mengungkapkan, seperti tahun sebelumnya perusahaan akan melakukan lindung nilai penuh (fully hedged) atas fasilitas ini untuk memitigasi risiko mata uang (currency risk) dan suku bunga (interest rate risk).

“Fasilitas ini akan membantu bisnis pembiayaan kami di seluruh Indonesia dan membantu mendukung target pertumbuhan penyaluran pinjaman kami pada tahun 2024,” ungkap Made.

Lebih lanjut, Made menambahkan, pihaknya akan terus mendiversifikasi sumber pendanaan sebagai bagian dari strategi mendanai pertumbuhan bisnis. Saat ini pinjaman ADMF berasal dari Bank baik dalam maupun luar negeri masing-masing sebesar 48% dan 52%.

“Dengan gearing ratio sebesar 1,0 kali yang jauh di bawah ketentuan regulasi sebesar 10 kali, Perusahaan memiliki ruang gerak yang luas dalam mencari pendanaan untuk pertumbuhan bisnis ke depannya,” tandasnya.

Untuk diketahui, penerbitan pinjaman sindikasi ini, ADMF menunjuk CTBC Bank Co, Ltd; DBS Bank Ltd; Maybank Securities Pte, Ltd; MUFG Bank Ltd; dan United Overseas Bank Limited sebagai mandated lead arrangers dan bookrunners.

Baca Juga: Bank Tangkap Peluang di Kredit Kendaraan

PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyatakan mendapat dukungan pendanaan dari induk usaha dalam pembiayaan bersama (joint financing). Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan dalam melakukan diversifikasi pendanaan yang paling efektif adalah melalui kerja sama dengan perbankan berupa pinjaman jangka pendek dan jangka panjang serta dengan penerbitan SUKUK Berkelanjutan I Wakalah Bi Al Istitsmar I pada semester I 2024.

“Saat ini CNAF telah mendapatkan pinjaman sindikasi dari beberapa bank. CNAF tetap membuka kerja sama dengan perbankan guna mendapatkan pinjaman dengan margin yang kompetitif baik dalam bentuk pinjaman jangka pendek, jangka panjang maupun sindikasi,” katanya kepada Kontan.co.id.

Ristiawan menyebutkan, CNAF telah mendapat pinjaman sindikasi syariah dengan skema musyarakah sebesar Rp 700 miliar pada 1 Desember 2022. Ini dilakukan dengan bank-bank syariah yaitu PT Bank Muamalat Indonesia.Tbk, PT Bank Aceh Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Sumsel Babel, UUS PT BPD Kalimantan Selatan dan UUS PT BPD Jawa Tengah.

“Pendanaan yang didapatkan CNAF akan dimanfaatkan dalam bentuk pencairan pembiayaan baru sehingga meningkatkan aset perusahaan sekaligus memberikan fasilitas kepada masyarakat yang membutuhkan support pembiayaan,” terang dia.

Baca Juga: Dukung IIMS 2024, Adira Finance Targetkan Pembiayaan Tumbuh Hingga 40%

Ristiawan menuturkan, adapun pendanaan yang dimiliki CNAF yakni dari joint financing sebesar Rp 3,9 triliun, pendanaan bank sebesar Rp 5,3 triliun dan pendanaan non-bank sebesar Rp 1,1 triliun. Dia bilang, total pendanaan CNAF saat ini sebesar Rp 10,4 triliun per 31 Januari 2024.

“CNAF memiliki total modal per posisi bulan Januari 2024 sebesar Rp 2,17 triliun, dan sampai dengan akhir tahun 2024 di targetkan tumbuh sebesar 10%,” tuturnya.

Sementara itu, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) mengatakan hingga saat ini perusahaan belum memiliki rencana melakukan pinjaman sindikasi.

Chief Financial Officer WOM Finance Cincin Lisa Hadi menyatakan, pihaknya terus berupaya melakukan diversifikasi pendanaan demi memperoleh pendanaan yang paling efektif.

“Salah satunya dengan melakukan penerbitan obligasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis Perusahaan di tahun 2024. Hingga saat ini, perusahaan belum melakukan pinjaman sindikasi,” ujarnya kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Danai Ekspansi, Multifinance Pilih Obligasi

Cincin mengungkapkan, pendanaan yang dimiliki saat ini digunakan untuk mendukung kegiatan bisnis. WOM Finance telah mempersiapkan ragam strategi untuk memperoleh pendanaan yang efisien di antaranya melakukan diversifikasi pendanaan dengan penerbitan obligasi serta pinjaman perbankan.

“Memperkuat kerja sama dengan pihak perbankan untuk memperoleh sumber pendanaan dengan tingkat suku bunga yang efisien, perusahaan pun terus meningkatkan performa bisnisnya untuk terus meningkatkan minat dan kepercayaan investor dan pihak perbankan,” ungkap dia.

Cincin menyebutkan, pendanaan yang dimiliki WOM Finance hingga akhir Desember 2023 dari bank sebesar Rp 1,7 triliun dan penerbitan obligasi sebesar Rp 1 triliun.

“Perusahaan memiliki total ekuitas sebesar Rp 1,7 triliun pada Desember 2023, perusahaan sendiri memproyeksikan total ekuitas dapat mencapai Rp 1,9 triliun pada Desember 2024,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati