Pinjaman valas perusahaan multifinance naik



JAKARTA. Perusahaan pembiayaan tahun ini gencar mencari pinjaman valuta asing (valas) dari institusi keuangan asing. Menurut Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Bank Indonesia (BI), hingga September 2010, pinjaman valas perusahaan pembiayaan sebesar Rp 55,381 triliun. Jumlah ini 41,35% dari total pinjaman multifinance pada periode tersebut.

Dari jumlah pinjaman valas, sekitar Rp 45,213 triliun berasal dari bank asing. Sisanya berasal dari institusi asing lain.

Nilai pinjaman valas ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada September tahun lalu, total pinjaman valas hanya Rp 45,58 triliun. Alhasil, pinjaman valas tahun ini meningkat 21,5% dari tahun lalu.


Sedangkan total pinjaman industri multifinance dalam rupiah maupun valas tahun ini juga meningkat. Jika pada September tahun lalu nilainya masih Rp 101,54 triliun, maka September tahun ini menjadi Rp 133,92 triliun, atau meningkat sebesar Rp 32,38 triliun.

Salah satu perusahaan yang meraup pinjaman valas ialah BFI Finance. Tahun 2010 ini, BFI Finance menerima pinjaman valas sebesar US$ 37 juta. "Dari beberapa bank, seperti di Singapura dan India. Ke depan, pinjaman ini digunakan untuk modal kerja BFI Finance," ujar Cornelius Henry, Direktur BFI Finance.

Tahun lalu BFI Finance juga meminjam dana dari asing sebesar US$ 30 juta. "Tahun depan kami berencana untuk meminjam kembali, tetapi kami belum tahu berapa nilainya," katanya.

BFI meminjam dana dari asing sebagai diversifikasi pendanaan agar tidak tergantung pada pendanaan dari dalam negeri. Juga untuk mengatur risiko fluktuasi mata uang. "Nama perusahaan kami juga dikenal di luar negeri," tambah Cornelius.

Lain halnya dengan Bess Finance. Perusahaan ini belum tertarik meminjam dana dari institusi keuangan asing. "Dana dari bank-bank di dalam negeri masih berlimpah," kata Anta Winata, Presiden Direktur Bess Finance kepada KONTAN.

Anta bilang, dana di bank dalam negeri masih melimpah karena pengaruh perubahan kebijakan BI tentang Giro Wajib Minimum (GWM) berdasarkan loan to deposti Ratio (LDR). "Perubahan ini mendorong bank-bank meningkatkan portofolio kreditnya. Ini menguntungkan multifinance," tambah Anta.

Tahun depan Bess Finance masih mengandalkan pendanaan dari bank di dalam negeri. "Tapi ke depan, tidak tertutup kemungkinan kami meminjam dari luar," ujar Anta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa