Pinnacle Investment kejar inovasi produk reksadana



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah industri reksadana yang makin besar, manajer investasi berusaha menawarkan produk yang inovatif dan diminati pasar. Pinnacle Investment memilih fokus dan konsisten meluncurkan produk reksadana exchanged traded fund (ETF).

Pinnacle berencana akan menambah empat hingga lima produk reksadana ETF baru di 2018. Saat ini Pinncale sudah memiliki empat produk reksadana ETF diantaranya, Pinnacle Core High Dividend ETF, Pinnacle Enhanced Liquid ETF, dan Pinnacle Indonesia Large Cap ETF. "Di awal tahun kami akan meluncurkan Pinnacle Indonesia ESG ETF, " kata Guntur S. Putra President Director Pinnacle Investment, Jumat (13/10).

Sebelumnya, Pinnacle juga memiliki reksadana konvensional seperti, Pinnacle Strategic Equity Fund, Pinnacle Money Market Fund, Pinnacle Indonesia Bond Fund, Pinnacle Indonesia Sharia Fund, dan Pinnacle Sharia JII Tracker. Guntur mengatakan Pinnacle saat ini fokus meluncurkan produk baru berjenis reksadana ETF karena Pinnacle memang fokus dalam meluncurkan produk inovasi.


Meski sudah 10 tahun lalu muncul di industri reksadana, produk ETF di pasar reksadana Indonesia masih terbatas. Jumlah aset manajemen yang mengeluarkan produk ini masih sedikit. "Saat ini baru ada 14 reksadana ETF yang terdaftar di bursa yang berasal dari tiga aset manajemen saja," kata Guntur.

Menjadi tujuan Pinnacle menambah ragam produk reksadana di Indonesia melalui reksadana ETF. Tapi, Guntur mengatakan kedepan Pinnacle tidak akan hanya fokus mengeluarkan produk ETF saja. "Fokus kami adalah mengembangkan produk reksadana yang inovatif, kalau sampai nanti menemukan produk yang lebih inovatif atau ada evolusi dari ETF, selanjutnya pasti kita akan mengarah ke produk inovatif tersebut," kata Guntur.

Dalam meracik dan mengelola reksadana ETF, Pinnacle menerapkan strategi pemilihan saham yang berinovasi dengan tidak melihat dari sisi sektor, melainkan factor based investing strategy. "Kami memilih saham dari faktor bukan sektor dan Pinnacle Investment merupakan pelopor dalam penerapan strategi factor-based investing," kata Guntur.

Pinnacle pun menerapkan pengeloaan reksadana dengan smart beta strategy dengan melakukan big data, analisis, machine learning/AI, strategi kuantitatif, teknologi infrastruktur, dan algoritma. "Strategi smart beta ini bagusnya dengan financial technology kita bisa memprediksi tingkat risiko yang sama seperti indeks tetapi di saat yang sama kita bisa menawarkan potensial alfa 3%-4% diatas indeks," kata Guntur.

Sebelum berdiri dan terdaftar resmi sebagai perusahaan aset management, Pinncale Investment yang didirikan Guntur bersama Andri Yauhari sebagai Managing Director dan Indra M. Firmansyah sebagai direktur berdiri dari sebuah perusahaan startup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati