Makanan khas Makassar, es pisang hijau, sudah tidak asing lagi di lidah banyak orang. Rasa gurih pisang berbalut tepung beras bercampur dengan rasa manis dari siraman sirop membuat kudapan ini menjadi favorit untuk pengganjal lapar. Nah, dengan misi melestarikan kuliner daerah sekaligus menjajal berbisnis makanan, Irwansyah pun mendirikan usaha Pisang Ijo Raja pada 2011 di Bandung, Jawa Barat. Saat ini Pisang Ijo Raja mengelola delapan gerai. Perinciannya, dua gerai milik mitra dan sisanya milik pusat. Lokasi gerai milik mitra berada di Makassar. Sementara, enam gerai miliknya tersebar di Bandung dan Bogor.
Menu Es Pisang Ijo memiliki enam varian rasa. Selain rasa original, ada juga rasa durian, stroberi, blueberrry, cokelat kacang, dan vanila. Meski telah menawarkan berbagai inovasi rasa, namun menurut Irwansyah, rasa original masih menjadi favorit konsumen selama ini. Karena itulah harga rasa original dibanderol lebih mahal yaitu Rp 8.000 per cup. Sedangkan varian rasa lain dibanderol Rp 7.000 per cup. Jika tertarik membuka usaha ini, Irwansyah menawarkan paket kerjasama kemitraan sebesar Rp 10 juta. Untuk mitra yang berada di luar Bandung, biaya kemitraan dikenakan Rp 20 juta. "Ini karena pengiriman paket awal dan bahan baku yang memerlukan biaya pengiriman lebih besar," ujar dia. Ia menjelaskan, dengan paket tersebut mitra akan mendapat semua perlengkapan produksi. Setelah mitra menyerahkan down payment (DP), Irwansyah akan mengirimkan tim untuk melakukan pelatihan karyawan. Agar kualitas rasa tetap terjaga, bahan baku utama langsung didatangkan dari pusat.
Jika mitra sudah mengoperasikan usaha ini, tim dari manajemen pusat juga akan melakukan pendampingan selama sebulan. Irwansyah menjelaskan, pendampingan tersebut merupakan kesungguhan manajemen dalam mengembangkan mitra. Jika di awal operasional mitra mengalami kesulitan, maka tim pendampingan akan memberikan banyak masukan mengenai cara mengatasi kendala tersebut. Irwan menghitung, mitra bisa menjual 50 porsi es pisang hijau per hari. Dengan harga penjualan Rp 8.000 per cup, maka omzet bisa mencapai Rp 12 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku sebesar Rp 1,95 juta, sewa tempat, gaji pegawai, dan biaya operasional lainnya, mitra bisa mengantongi laba bersih sekitar Rp 5 juta per bulan. Apabila investasi mitra Rp 20 juta, maka bisa balik modal dalam waktu empat bulan hingga lima bulan. Selain dua paket tersebut, sebenarnya Irwansyah juga menawarkan paket kemitraan resto seharga Rp 50 juta. Paket kemitraan ini cocok bertempat di ruko. Namun detail dari paket ini harus didiskusikan lebih jauh dengan calon mitra. Sejauh ini belum banyak calon mitra yang tertarik dengan konsep ini. Anda tertarik? n Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini