Piutang jatuh tempo AKRA mencapai Rp 2,01 triliun



JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) telah menerima sebagian dari piutang usaha yang telah jatuh tempo. Total piutang yang telah jatuh tempo perseroan di akhir September 2014 mencapai Rp 2,01 triliun.

Mengutip laporan keuangan per kuartal III-2014, total piutang usaha AKRA teracatat mencapai Rp 5,12 triliun. Semua piutang usaha tersebut merupakan piutang kepada pihak ke tiga. Nilai piutang yang belum jatuh tempo mencapai Rp 3,1 triliun. Sedangkan, sisanya, yang telah jatuh tempo.

Mayoritas piutang yang sudah jatuh tempo memiliki masa lebih dari 60 hari. Total nilai piutang ini sebesar Rp 1,22 triliun. Kemudian, ada piutang yang telah jatuh tempo 31-60 hari dengan nilai Rp 242 miliar dan yang di bawah 31 hari senilai Rp 544,78 miliar.


Haryanto Adikoesoemo, Presiden Direktur AKRA mengaku, pihaknya masih menerima pembayaran dari para pelanggannya secara bertahap.

"Sebesar 50% overdue receivable dari (penjualan bahan bakar minyak) subsidi sudah dibayar," ujarnya belum lama ini.

Namun, ia tidak merinci berapa nilai piutang hasil penjualan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tersebut. Informasi saja, di sepanjang 2014 ini, porsi penjualan BBM bersubsidi sebesar 15%, sisanya merupakan penjualan BBBM non subsidi.

Haryanto bilang, kendati piutang-piutang itu sudah lewat dari masa jatuh temo, pihaknya tetap menjual BBM kepada pihak yang berutang.  Adapun, atas piutang usaha ini, manajemen AKRA telah melakukan pencadangan kerugian penurunan nilai piutang senilai Rp 14,17 miliar.

Sebagai tambahan informasi, tahun ini, AKRA menargetkan bisa mencatatkan kenaikan penjualan dan pendapatan 6% hinga 8% year-on-year (yoy). Tahun lalu, emiten distributor BBM ini membukukan penjualan dan pendapatan sebesar Rp 22,33 triliun.

Berarti, tahun ini, penjualan dan pendapatan diperkirakan bisa ada di kisaran Rp 23,66 triliun hingga Rp 24,11 triliun. Manajemen AKRA juga bilang, margin laba bersih ingin dipertahankan di level 3,4% seperti yang telah terealisasi di kuartal III-2014.

Dengan demikian, perseroan menargetkan laba bersih bisa mencapai Rp 804,44 miliar sampai Rp 819,74 miliar. Sepanjang tahun lalu, laba bersih AKRA tercatat sebesar Rp 648 miliar. Jika target-target itu tercapai maka pertumbuhan laba bersih perseroan berkisar 24,14%-26,5%.

Hingga kuartal III-2014, penjualan dan pendapatan AKRA sebesar Rp 16,98 triliun dan laba bersih sekitar Rp 579 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie