PKPU Bima Multifinance diperpanjang



JAKARTA. PT Bima Multifinance masih memerlukan waktu untuk bernegosiasi dengan para krediturnya terkait proposal perdamaian dalam proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).

Sebab, saat ini perusahaan pembiayaan tersebut mengaku masih butuh waktu untuk bertemu dengan pemegang saham guna membahas skema penerbitan convertible bonds lebih lanjut.

"Adapun saat ini kami belum bisa bertemu dengan pemegang saham karena ada salah satu pemegang saham yang sakit," ungkap Direktur Utama Bima Multifinance dalam forum rapat kreditur, Selasa (4/7).


Wina pun mengaku, pembahasan soal convertible bonds itu masih perlu dibahas lebih lanjut. Pasalnya, para kreditur dari perbankan masih meminta skema yang konkret atas rencana debitur untuk menerbitkan convertible bonds.

Hal itu pun diakui salah satu pengurus PKPU Bima Multifinance Daniel Alfredo. Ia bilang, sebenarnya pembahasan soal convertible bonds ini sudah pernah dibahas di setiap pertemuan kreditur dan debitur.

Alasannya, pihak bank yang mayoritas merupakan kreditur Bima Multifinance tidak bisa begitu saja menyerap convertible bonds tersebut. Kalau pun bisa memerlukan waktu yang cukup lama.

"Kami juga sudah mengingatkan bagi debitur untuk memperjelas skema penerbitan convertible bonds ini dalam proposal. Jangan sampai setelah homologasi, proposal tidak bisa dijalankan," tutur dia.

Daniel pun bilang, mayoritas para kreditur sepakat untuk memperpanjang masa PKPU tetap selama 21 hari kedepan bagi Bima Multifinance.

Sekadar tahu saja, dalam revisi proposal yang diterima KONTAN, Bima Multifinance masih menawarkan tiga opsi pembayaran. Yangmana, ketiganya menggunakan skema convertible bond dengan masa pembayaran 10 tahun kepada kreditur bank dan pemegang obligasi.

Adapun convertible bond sendiri ditargetkan senilai Rp 380 miliar. Sementara kepada kreditur konkuren dengan nilai dibawah Rp 1 miliar aan diselesaikan selama satu tahu. Perusahaan pun juga masih meminta penghapusan bunga dan denda.

Tim pengurus PKPU mencatat Bima Multifinance memiliki total utang sebesar Rp 999,49 miliar. Rinciannya, kreditur separatis Rp 879, 94 miliar dan kreidtur konkuren Rp 119,55 miliar.

Kreditur separatis itu didominasi oleh bank. Bank dengan tagihan terbanyak pun ada Bank Kalsel Rp 122,97 miliar, Bank Victoria rp 109,58 miliar, dan, Bank BRI Agroniaga Rp 66,69 miliar. Kemudian juga para pemegang obligasi yang diwakili wali amanat dari Bank BTN dengan total tagihan Rp 216 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia