JAKARTA. Partai Amanat Nasional (PAN) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuktikan kebenaran serta melakukan klarifikasi terkait dengan pernyataan tersangka kasus dugaan suap alokasi dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) Wa Ode Nurhayati. Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Sekretaris Fraksi PAN, Teguh Juwarno. Sebelumnya, Wa Ode menuding keterlibatan Wakil Sekretaris Jenderal sekaligus Wakil Ketua DPR dari fraksi PKS, Anis Matta dalam kasus PDIP. "KPK harus mengklarifikasi dan tidak boleh ada tebang pilih. Kami percaya KPK akan bertindak objektif dan independen," tutur Teguh ketika dihubungi Kontan, Kamis (19/4). Pembuktian tersebut dianggap penting untuk PKS, karena menurutnya dalam menangani kasus-kasus tertentu KPK terlihat bersikap gamang dan tidak ada kemajuan. Teguh menambahkan, masih ada banyak pekerjaan rumah (PR) bagi KPK, untuk mengungkap kasus besar lain seperti kasus suap pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia (BI) dan juga kasus wisma atlet yang tak ada kemajuan dalam penyelidikannya.
PAN desak KPK buktikan tuduhan Wa Ode keAnis Matta
JAKARTA. Partai Amanat Nasional (PAN) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuktikan kebenaran serta melakukan klarifikasi terkait dengan pernyataan tersangka kasus dugaan suap alokasi dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) Wa Ode Nurhayati. Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Sekretaris Fraksi PAN, Teguh Juwarno. Sebelumnya, Wa Ode menuding keterlibatan Wakil Sekretaris Jenderal sekaligus Wakil Ketua DPR dari fraksi PKS, Anis Matta dalam kasus PDIP. "KPK harus mengklarifikasi dan tidak boleh ada tebang pilih. Kami percaya KPK akan bertindak objektif dan independen," tutur Teguh ketika dihubungi Kontan, Kamis (19/4). Pembuktian tersebut dianggap penting untuk PKS, karena menurutnya dalam menangani kasus-kasus tertentu KPK terlihat bersikap gamang dan tidak ada kemajuan. Teguh menambahkan, masih ada banyak pekerjaan rumah (PR) bagi KPK, untuk mengungkap kasus besar lain seperti kasus suap pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia (BI) dan juga kasus wisma atlet yang tak ada kemajuan dalam penyelidikannya.
