Planet Mars Dinyatakan Tak Aman untuk Ditinggali Manusia, Ilmuwan Beberkan Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ide untuk tinggal di Mars telah menarik perhatian para astronom selama bertahun-tahun.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal ini mungkin tidak sefeasible yang dibayangkan banyak orang.

Setelah sukses mendaratkan robot di planet merah, NASA kini tengah merencanakan langkah berikutnya membawa manusia ke Mars.

Target NASA: Mendaratkan Manusia di Mars pada 2030-an


Mengutip unilad.com, NASA telah lama menyatakan bahwa Mars adalah salah satu dari sedikit tempat di tata surya yang mungkin pernah memiliki kehidupan.

Baca Juga: China akan Kirim Misi Berawak ke-14 ke Luar Angkasa dengan Shenzhou-19

Eksplorasi lebih lanjut di planet ini bisa memberi wawasan tentang masa lalu dan masa depan Bumi.

Untuk itu, NASA memperkirakan teknologi dapat memungkinkan misi manusia ke Mars secepatnya pada 2030-an.

Tantangan Hidup di Mars: Radiasi Partikel Sebagai Ancaman Utama

Namun, kehidupan jangka panjang di Mars tampaknya menghadapi kendala besar.

Tahun lalu, penelitian gabungan dari UCLA, MIT, Institut Sains dan Teknologi Skolkovo di Moskow, dan GFZ Potsdam mengkaji dampak potensial dari kehidupan di Mars, terutama dari segi radiasi.

Para peneliti berfokus pada dua pertanyaan utama: seberapa besar dampak radiasi partikel terhadap kesehatan manusia dan apakah waktu misi dapat membantu melindungi astronot dari paparan radiasi.

Baca Juga: FAA Meminta Investigasi Atas Insiden Roket Falcon 9 SpaceX

Paparan Radiasi: Ancaman Bagi Kehidupan Jangka Panjang di Mars

Penelitian ini menggunakan model geofisika radiasi partikel untuk siklus matahari dan mengamati dampaknya terhadap manusia dan pesawat luar angkasa.

Hasil penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Advancing Earth and Science, menunjukkan bahwa manusia tidak bisa tinggal di Mars dalam jangka panjang karena paparan radiasi yang terlalu tinggi.

Paparan radiasi partikel dari Matahari, bintang-bintang jauh, dan galaksi diperkirakan akan mencapai level berbahaya setelah sekitar empat tahun di Mars.

Meski pesawat luar angkasa yang digunakan untuk perjalanan pulang-pergi ke Mars dapat memberikan perlindungan yang cukup, penggunaan bahan yang terlalu tebal justru dapat meningkatkan radiasi sekunder.

Baca Juga: Misi Penyelamatan Astronot di ISS oleh SpaceX

Waktu Terbaik untuk Misi: Puncak Aktivitas Matahari

Para peneliti juga mengungkapkan bahwa waktu terbaik untuk meluncurkan misi ke Mars adalah saat aktivitas matahari sedang mencapai puncaknya, karena partikel-partikel berbahaya akan terdefleksi, sehingga memberikan perlindungan tambahan bagi astronot.

"Kami memperkirakan bahwa misi ke Mars sebaiknya tidak melebihi sekitar empat tahun," jelas para peneliti.

"Penelitian ini menunjukkan bahwa radiasi luar angkasa menimbulkan batasan ketat dan tantangan teknologi bagi misi manusia ke Mars, meskipun misi seperti itu masih mungkin dilakukan," tambah mereka.

Selanjutnya: Dokumen Resmi Korea Utara Tulis Yoon Suk Yeol Tingkatkan Risiko Perang Nuklir

Menarik Dibaca: Cara Merebus Telur yang Benar untuk Dapat Tingkat Kematangan yang Pas

Editor: Handoyo .