KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Plastic Bank, sebuah fintech sosial dengan misi mengentaskan kemiskinan dan menghentikan polusi plastik, mengadakan sebuah acara untuk para pemimpin bisnis di Bali. Pendiri dan CEO Plastic Bank David Katz menyoroti pentingnya menyeimbangkan antara keuntungan perusahaan dan menciptakan dampak lingkungan dan sosial demi keberhasilan usaha. Saat ini masyarakat semakin sadar lingkungan sehingga dunia usaha menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menyelaraskan usaha mereka dengan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.
Baca Juga: Plastic Bank Merevolusi Akses BPJS Kesehatan Bagi Pemulung di Indonesia Konsumen mengharapkan lebih dari sekadar produk; mereka mencari produk dan jasa yang secara aktif berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan dan sosial. Acara Plastic Bank tersebut menyoroti bagaimana dunia usaha dapat memenuhi ekspektasi ini yaitu mendorong pertumbuhan usaha sekaligus menciptakan dampak positif bagi Indonesia. "Coba pikirkan hal ini: bagaimana jika setiap keputusan bisnis yang Anda buat tidak hanya meningkatkan keuntungan Anda namun juga meregenerasi planet kita dan mensejahterakan kelompok masyarakat yang terpinggirkan? Di Plastic Bank, kami menantang gagasan konvensional bahwa profitabilitas dan dampak sosial dan lingkungan adalah dua hal yang bertentangan. Kami memiliki misi untuk menciptakan masa depan di mana setiap pelaku usaha, baik kecil, menengah maupun besar, akan menjadi pelaku perubahan untuk dunia yang lebih baik,” kata Katz dalam siaran persnya, Rabu (8/5). “Dengan platform blockchain kami dan model Impact Subscription yang baru diluncurkan, kami mendorong pelaku usaha untuk mengintegrasikan keberlanjutan dan dampak sosial dalam usaha mereka dengan cara yang sangat mudah dan praktis. Sekaranglah waktunya untuk mendefinisikan kembali kesuksesan dan memulai perjalanan di mana bisnis bukan hanya tentang menghasilkan keuntungan tapi juga membuat perubahaan yang berarti."
Baca Juga: Bali's Big Eco Forum hasilkan rekomendasi pengelolaan sampah plastik Plastic Bank telah bermitra dengan lebih dari 200 perusahaan global, yang menunjukkan suatu tren pertumbuhan bisnis yang berupaya mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam produk mereka demi meningkatkan keseluruhan nilai produk mereka. Hal ini mencerminkan perubahan yang lebih luas pada seluruh dunia usaha untuk mengintegrasikan tanggung jawab lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) ke dalam produk mereka. Perusahaan-perusahaan ini mencari mitra terpercaya yang dapat menciptakan solusi positif sambil menyajikan data terverifikasi untuk mendukung upaya mereka. Sejak tahun 2013, Plastic Bank telah memberdayakan lebih dari 49.000 anggota komunitas pengumpulan plastik di seluruh dunia untuk mengumpulkan plastik daur ulang dan menukarnya dengan pendapatan tambahan dan berbagai manfaat sosial, termasuk asuransi kesehatan, asuransi ketenagakerjaan, konektivitas digital, voucher sembako, perlengkapan sekolah, dan layanan fintech.
Baca Juga: Siapa Sangka, Plastik Bahan Paling Efisien dan Serba Guna Plastik yang dikumpulkan kemudian didaur ulang dan digunakan kembali oleh berbagai industri, sehingga mengurangi kebutuhan akan plastik baru serta meminimalkan polusi plastik di lingkungan. Hingga saat ini, Plastic Bank telah mengumpulkan lebih dari 124.000 ton plastik, dimana lebih dari 50 persennya dikumpulkan di Indonesia, sehingga turut mengurangi polusi plastik secara signifikan.
Indonesia merupakan peringkat ketiga penghasil polusi plastik di ASEAN dan memiliki 3,7 juta pemulung yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dua hal ini menekankan pentingnya kontribusi dunia usaha untuk berpartisipasi dalam mengintegrasikan keberlanjutan dan dampak sosial ke dalam usaha mereka. Dengan melakukan hal ini, dunia usaha tidak hanya bisa sukses secara finansial namun juga berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan dan menciptakan bumi yang lebih sehat untuk generasi mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto