KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan platform digital PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI), yakni Livin' dan Kopra diyakini dapat mengurangi biaya operasional dan mendorong produktivitas. Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya mengatakan, dalam dua tahun terakhir, Livin’ menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di Indonesia. Livin' menambahkan fitur terbaru setiap dua bulan sekali. Dengan Livin’, transfer antarnegara dapat dilakukan secara instan dengan biaya rendah. Nasabah dapat membuka rekening Livin’ dengan e-KTP, sedangkan nasabah luar negeri dapat menggunakan paspor. Per Juni 2023, Livin' memiliki 19 juta pengguna terdaftar yang mana 80% di antaranya adalah pelanggan aktif. Livin' mempunyai 7 juta-8 juta pengguna harian dan dapat meningkat hingga 10 juta di tanggal gajian. Setiap harinya, terdapat transaksi sebesar Rp 10 triliun dengan potensi hingga Rp 3.000 triliun per tahun.
Platform digital BMRI ini juga memungkinkan pencairan pinjaman digital yang lebih cepat dan potensi pendapatan fee yang lebih baik. Pasalnya, pengguna dapat menggunakan aplikasi Livin’ untuk mengubah pinjaman kartu kredit menjadi pinjaman digital.
Baca Juga: Pertumbuhan Simpanan Individu Perbankan Melambat di Juli 2023, Ini Pemicunya Pinjaman ini dapat dicairkan dalam waktu 15 menit atau kurang. Bunga dibebaskan untuk enam bulan pertama dan jangka waktu pelunasan dapat diperpanjang hingga 36 bulan. Strategi pemasaran tersebut memang memerlukan biaya. "Namun, biaya tersebut diimbangi dengan pendapatan yang dihasilkan oleh Livin'. Perlu dicatat bahwa pendapatan berbasis fee berpotensi mencapai Rp 8 miliar per hari," ucap Andrey saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (29/8). Andrey menyampaikan, platform digital BMRI akan terus dikembangkan, terlihat dari rencana pengenalan beberapa fitur dan layanan baru bulan depan. Misalnya, tagihan korporasi ke retail akan diintegrasikan menggunakan Livin’ dari aplikasi pengelolaan kas Kopra. Selain itu, pengguna akan segera dapat membuka hingga 10 multi-akun mata uang dan berdagang serta mentransfer mata uang melalui Livin'. QRIS bisa dipindai langsung melalui Livin' di 55 negara. Terakhir, layanan Buy Now Pay Later (BNPL) telah disetujui oleh regulator dan diharapkan dapat diluncurkan pada bulan Oktober 2023. Seiring dengan peningkatan ulitilisasi Livin', Andrey memperkirakan BMRI dapat menghasilkan
return on equity (ROE) yang lebih tinggi. Biaya akuisisi pelanggan melalui digital rendah, yaitu sekitar Rp 10.000 per akun dibanding Rp 300.000 per rekening melalui jaringan cabang konvensional.
Baca Juga: Bank Mandiri Optimistis Dana Kelolaan Wealth Management Tumbuh di Atas 10% Pada 2023 Nomor penggajian BMRI yang ada saat ini digunakan sebagai data yang masuk daftar putih untuk pinjaman digital Livin'. Dengan begitu, risiko kredit yang terkait dengan pinjaman digital Livin' akan rendah. Andrey memprediksi, laba bersih BMRI apda tahun 2023 mencapai Rp 46,77 triliun, tumbuh 13,6% dari laba bersih 2022 yang sebesar Rp 41,17 triliun. Pada semester 1 2023, BMRI membukukan laba bersih Rp 25,2 triliun atau meningkat 24,9%
year on year (YoY). Dalam riset tanggal 31 Juli 2023, Head of Equity Research Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dan Research Associate Samuel Sekuritas Brandon Boedhiman menyampaikan, biaya provisi BMRI pada Januari-Juni 2023 naik 2,1% YoY menjadi Rp 7,6 triliun. Angka ini mengimplikasikan biaya kredit (CoC) sekitar 1,19%, lebih rendah dari proyeksi BMRI sebelumnya di 1,3%-1,5%. Selain penurunan biaya provisi, membaiknya
capital intensity ratio (CIR) menjadi 36,8% pada semester 1 2023 merupakan pendorong utama kinerja BMRI. Perbaikan tersebut salah satunya didorong oleh penurunan biaya lain-lain dan biaya promosi.
Net interest income (NII) BMRI tercatat meningkat 13,1% yoy menjadi sebesar Rp 47,3 triliun pada periode tersebut.
Baca Juga: Bank Genjot Penyaluran Kredit Hijau di Sisa Tahun 2023 Samuel Sekuritas memperkirakan, CIR BMRI akan mulai normal dan mencapai sekitar 39% pada 2023. "Sementara itu, manajemen yakin bahwa bank akan membukukan CIR sebesar 36% dalam jangka panjang, didukung oleh akuisisi digital yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi," ucap kedua analis tersebut. Manajemen tetap positif bahwa BMRI dapat mencapai target net interest margin (NIM) 2023 sebesar 5,3%-5,6% meskipun ruang untuk penyesuaian imbal hasil pinjamannya pada semester 2 2023 cenderung terbatas, Pasalnya, BMRI akan terus fokus menyalurkan kredit ke segmen dengan imbal hasil tinggi, seperti komersial dan segmen UKM. Di tengah likuiditas yang lebih ketat, Samuel Sekuritas yakin tekanan pada
cost of fund akan dapat dikelola seiring dengan makin populernya aplikasi Livin'. Layanan digital ini akan membantu BMRI untuk lebih meningkatkan rasio CASA (patut dicatat bahwa 80% akun CASA nasabah BMRI kini tertaut ke Livin').
Baca Juga: Kinerja Perbankan RI Paling Mentereng di Bursa Saham Asia Pasifik, Ini Kata Analis Dalam riset tanggal 2 Agustus 2023, Analis MNC Sekuritas Victoria Venny menambahkan, keberhasilan BMRI mengembangkan platform digital Kopra dan Livin' berdampak signifikan terhadap kinerja transaksi berjalan perusahaan dengan pertumbuhan luar biasa sebesar 23,3% yoy pada semester 1 2023. BMRI saat ini menguasai 19,3% pangsa pasar giro domestik, yang tumbuh signifikan dibandingkan tahun 2019 dengan pangsa pasar 14,1%. Ini menempatkan BMRI berada dalam posisi yang kuat untuk terus meningkatkan pangsa pasarnya di masa depan dengan pengembangan platform digitalnya. Ketiga sekuritas ini merekomendasikan
buy BMRI dengan target harga yang tak jauh berbeda. RHB Sekuritas menetapkan target harga Rp 6.600 per saham, Samuel Sekuritas Rp 6.600, dan MNC Sekuritas Rp 6.850 per saham. Pada perdagangan Selasa (29/8), harga BMRI turun 0,83% ke level Rp 5.950 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati