Platform Kripto Reku Meraup Pendanaan Seri A Senilai US$ 11 Juta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru-baru ini, platform pertukaran dan pasar kripto yang berbasis di Indonesia Reku (sebelumnya Rekeningku.com) memperoleh pendanaan seri A senilai US$ 11 juta, dipimpin oleh AC Ventures (ACV), dengan partisipasi dari Coinbase Ventures dan Skystar Capital.

Pendiri dan Managing Partner AC Ventures Michael Soerijadji mengatakan sangat antusias untuk memimpin investasi ini ke Reku. "Dengan pengalaman pengguna yang intuitif, biaya terendah di pasar, dan tim kepemimpinan yang hebat, kami yakin Reku akan memperkuat kepemimpinannya dalam industri mata uang kripto yang dinamis di Indonesia,” kata dia. 

Startup yang telah berdiri lebih dari lima tahun ini akan menggunakan dana segar tersebut untuk menambah jumlah tim mereka. Reku berencana menambah 50 anggota tim baru, sehingga jumlah tim mereka mencapai 80 orang. Reku juga berencana meluncurkan inovasi baru untuk mengatasi masalah terbesar para investor kripto Indonesia, baik untuk trader berpengalaman maupun pemula.


Meskipun putaran ini merupakan penggalangan dana institusional pertamanya, Reku menghasilkan nilai transaksi bruto senilai US$ 3 miliar pada 2021. 

Baca Juga: Moratorium Izin Pedagang Aset Kripto, Jurus Bappebti Benahi Industri Lokal

Platform ini dibangun sepenuhnya secara in-house dan telah disempurnakan dalam lima tahun terakhir dengan mempertimbangkan keamanan dan ketentuan maksimum serta telah berkembang secara eksklusif dari mulut ke mulut. 

Pertukaran hanya menyediakan token yang bereputasi baik kepada para pengguna yang berarti token harus sangat kredibel dan memiliki likuiditas yang cukup untuk memberikan lapisan keamanan ekstra kepada pengguna di Reku.

Lantaran Reku telah hadir di Indonesia selama beberapa tahun, tim pendiri telah diuntungkan dengan pengalaman seputar ekspansi dan resesi ekonomi. Reku mengamati bagaimana pengguna kripto Indonesia berperilaku selama masa bullish dan bearish.

`Baca Juga: Daftar Aset Kripto Legal Bertambah, Investor Lokal Jangan Gegabah

Sebelum meluncurkan Reku, Co-founder dan CEO Sumardi Fung, bersama Chief Compliance Officer Robby, bekerja di bidang perdagangan berjangka sejak 2005 sampai dengan 2017. 

Sementara itu, veteran teknologi Jesse Choi baru-baru ini bergabung dengan tim kepemimpinan perusahaan sebagai COO. Lulusan Universitas Columbia, dia merupakan mantan konsultan di Bain & Company dan memegang peran pemasaran senior di Thumbtack sebelum menjadi investor private equity di Bain Capital. 

Dari sana, Jesse memiliki tugas profesional di Playground Capital, Payfazz, AC Ventures, dan memperoleh gelar MBA dari Stanford Graduate School of Business, sebelum kemudian bergabung dengan Reku. 

Baca Juga: Korban Anjloknya Pasar Kripto Bertambah, Broker Zipmex Terdampak

Sumardi mengatakan bukan rahasia lagi jika mata uang kripto telah melonjak di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Hingga saat ini, mata uang kripto adalah kelas aset yang rumit untuk dipahami. Untuk masuk ke dalamnya, orang Indonesia harus memiliki panduan dan kepercayaan yang cukup pada platform yang mereka gunakan pada tingkat dasar. 

"Kami bertujuan untuk membantu mereka mencapai hal tersebut dengan Reku, dan menawarkan mereka perlindungan semaksimal mungkin sebelum membiarkan mereka membeli dan menjual dengan murah dan aman di platform," ungkap Sumardi. 

Robby mengatakan kepatuhan terhadap BAPPEBTI dan keamanan pengguna dimasukkan ke dalam setiap fitur dan pengalaman pengguna di Reku. Filosofi Reku adalah keamanan dan keramahan pengguna yang maksimal. Robby mempertahankan pasar yang sepenuhnya adil dan transparan, yang tidak selalu terjadi di platform lain. 

"Karena sektor mata uang kripto masih berlangsung di sini, kami percaya bahwa penting bagi konsumen untuk mendapat perlindungan pada tingkat yang sama seperti mereka berada di sektor dan pasar yang lebih maju” ujar Robby. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati