Platinum bergerak sejalan dengan komoditas lain



JAKARTA. Harga komoditas platinum melanjutkan pengutannya. Aksi mogok pekerja perusahaan tambang dan konstruksi di Afrika Selatan, negara penghasil platinum dunia terbesar, menjadi katalis utama kenaikan harga.Harga platinum di bursa New York Mercantile Exchange untuk pengantaran Juli 2014, senilai US$ 1.456,50 per ons troi, Kamis (19/6) pukul 14.00 WIB. Nilai ini naik 0,39% dibanding sehari sebelumnya dan 1,5% dalam sepekan terakhir. Platinum sempat mencapai titik tertinggi 2014 senilai US$ 1.493,1 pada 22 Mei 2014.Dikutip dari Bloomberg, aksi mogok 70.000 pekerja di Afrika Selatan telah berlangsung sejak 23 Januari 2014. Asosiasi Penambang dan Konstruksi yang mewakili seluruh pekerja tersebut menuntut perusahaan untuk menaikkan gaji pokok para pekerja sebanyak dua kali lipat.Kesepakatan antar pekerja dengan perusahaan kian sulit dicapai. Perusahaan telah memecat sejumlah pekerja yang terlibat dalam aksi pemogokan. Bahkan perusahaan juga mempidanakan pekerja yang diduga terlibat dalam aksi kekerasan yang berlangsung saat demonstrasi.Aksi mogok ini diklaim merugikan pendapatan perusahaan-perusahan tambang hingga US$ 2 miliar. Afrika Selatan berkontribusi pada persediaan platinum global hingga mencapai 70%.Analis komoditas PT Central Capital Futures, Wahyu Tribowo Laksono mengatakan konflik antara pekerja tambang dengan perusahan tersebut secara fundamental sudah tidak berpengaruh signifkan terhadap pergerakan harga platinum.Wahyu menilai isu ini sudah berlangsung lama sehingga investor platinum telah mengalihkan perhatiannya ke isu lain. “Ini terlihat pada pergerakan harga platinum sepanjang 2014 masih di rentang US$ 1.400 hingga US$ 1.500, tidak jauh berbeda dibanding sepanjang 2013,” tambah Wahyu.Ia menambahkan, kenaikan harga platinum kemarin lebih disebabkan pada menguatnya harga-harga komoditas logam mulia. Platinum termasuk dalam komoditas logam mulia seperti emas, perak dan paladium.“Saat ini kenaikan harga platinum lebih di sebabkan pada pada pernyataan The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat) tadi pagi,” ujar Wahyu. Ia menerangkan investor memandang bahwa pernyataan Janet Yeleen kemarin pagi menunjukkan dirinya tetap konsisten mengakhiri pemberian stimulus pada tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie