KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platinum menjadi komoditas logam mulia dengan kinerja yang paling apik sepanjang kuartal I-2021. Merujuk Bloomberg, pada periode Januari hingga Maret 2021, harga platinum spot berhasil menguat 10,76% setelah ditutup di level US$ 1.305,33 per ons troi pada 31 Maret silam. Kinerja tersebut jauh mengungguli komoditas logam mulia lainnya, seperti paladium yang hanya menguat 7,30%. Sementara perak justru terkoreksi hingga 7,52% dan emas pun ambles 10,04%. Ini juga membuat emas sebagai komoditas logam mulia dengan kinerja paling buruk pada kuartal pertama tahun ini. Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, logam mulia seperti platinum dan paladium wajar mengalami penguatan di tiga bulan pertama tahun 2021. Ini sejalan dengan pemulihan ekonomi global sehingga permintaan ikut mengalami kenaikan.
“Selain itu, berbagai stimulus yang digelontorkan oleh bank sentral turut mendorong kinerja logam mulia semakin menguat. Namun, berbagai stimulus ini justru tidak menguntungkan kondisi emas dan perak,” kata dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (3/4). Wahyu menambahkan, emas dan perak kinerjanya semakin terpuruk setelah kondisi pasar finansial yang tertekan oleh kenaikan yield US Treasury. Bahkan, di saat outlook inflasi diharapkan naik lebih cepat, pelaku pasar juga relatif optimistis Federal Reserve bisa mengatasi permasalahan tersebut. Di satu sisi, ketika pasar merasa harus melirik safe haven, yang dilirik adalah dolar Amerika Serikat (AS). Wahyu bilang, saat ini the greenback memang jadi pilihan utama para investor. Tak pelak, kinerja emas semakin tertekan, begitu pun dengan perak. Baca Juga: Harga emas Antam tak berubah di level Rp 922.000 per gram pada Minggu (4/4) Ke depan, Wahyu meyakini potensi penguatan komoditas logam mulia relatif terbatas. Pada kuartal II-2021, pasar finansial akan ditentukan oleh pergerakan dolar AS. Ketika dolar AS mengalami penguatan, harga komoditas logam mulia justru terbatas.