JAKARTA. Platinum berhasil menjaga kenaikannya sejak akhir pekan lalu. Dukungan kenaikan harga masih datang dari ketidakstabilan kondisi global dan dugaan defisit yang membayangi pergerakan harga.

Mengutip Bloomberg, Senin (17/4) pukul 14.07 WIB harga platinum kontrak pengiriman Juli 2017 di New York Mercantile Exchange terangkat tipis 0,03% ke level US$ 977,75 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Sejalan, dalam sepekan terakhir, harga platinum berhasil terbang 4,01%.

Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures mengungkapkan saat ini kondisi hubungan antara AS dengan Korea Utara dan Suriah yang memanas jadi penyebab tingginya minat pasar pada aset safe haven termasuk platinum. Belum lagi pasar juga sedang menanti hasil referendum politik di Turki dan pemilu Perancis akhir bulan mendatang.

Indonesia Mulai Babak Baru Energi Bersih: Hidrogen Hijau di Ulubelu

“Kecemasan tinggi, apalagi keadaan di Afrika Selatan sendiri juga ikut menopang keberlanjutan tren positif harga platinum,” tutur Andri. Masyarakat Afrika Selatan sedang diliput kekecewaan terhadap Presiden Jacob Zuma yang dikhawatirkan bisa memicu ekskalasi dan aksi demo yang menuntut mundurnya Zuma.

Jika hal ini terus berkembang, maka selain permintaan safe haven yang naik tapi jalur distribusi dan produksi platinum di Afrika Selatan bisa terganggu. Tentunya hal tersebut bisa mendukung naiknya harga.

Tidak berhenti di situ, Lonmin, salah satu produsen terbesar platinum global juga melaporkan produksinya sepanjang periode Januari – Maret 2017 dipangkas 150.000 ons troi. Hal ini menyusul buruknya nilai tukar Rand Afrika Selatan dan dalam upaya mengurangi kerugian operasional.

“Sepanjang pekan ini harga platinum berpotensi untuk jaga kenaikan hanya saja Selasa (18/4) perlu diwaspadai koreksi teknikal akibat aksi profit taking salah satunya,” tebak Andri. Namun jika nantinya data AS dirilis memburuk lagi bukan tidak mungkin harga platinum melambung kian tinggi. Ditambah lagi data produksi industri China Maret 2017 yang tumbuh dari 6,3% menjadi 7,6% serta Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama 2017 yang naik menjadi 6,9%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News