Plin-plan, Pusri minati lagi proyek pupuk Iran



JAKARTA. Proyek kerjasama pabrik pupuk antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan asal Iran National Petrochemical Company of Iran (NPCI) nampaknya akan berlanjut. Pasalnya, PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) yang sebelumnya mengaku mundur dari proyek ini, kini kembali menyatakan minatnya untuk melanjutkan kerjasama ini.Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan PT Pusri berniat untuk melanjutkan kembali proyek kerjasama dengan Iran ini. "Setelah direksi baru ini diangkat, mereka mintya supaya diberikan kesempatan untuk terjun lagi," ujar Hidayat Rabu 925/8).Hidayat mengatakan, Pusri akan kembali ambil bagian dalam proyek pabrik pupuk di Iran ini. Hanya saja, Hidayat mengingatkan agar Pusri benar-benar memastikan mengenai komitmennya ini, sehingga partner dari Iran juga mendapatkan kepastian.Catatan saja, sejak tahun 2007 lalu PT Pusri dengan NPCI telah mendirikan perusahaan patungan dengan nama Hangeem Petrochemical Company. Menurut rencana melalui perusahaan patungan ini nantinya akan didirikan pabrik pupuk di Iran, terdiri dari pabrik urea dengan kapasitas 1 juta ton per tahun dan amonia dengan kapasitas 120.000 ton per tahun. Nilai investasi pabrik ini mencapai US$ 700 juta.Sedangkan harga gas yang digunakan untuk bahan baku pupuk ini nantinya diperkirakan hanya sebesar US$ 1 dolar per mmbtu, jauh lebih murah ketimbang harga gas di Indonesia.Tapi, Hidayat bilang jika nanti Pusri urung mengambil kesempatan untuk melanjutkan kerjasama ini, pihaknya dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sudah menyiapkan BUMN lain dan perusahaan swasta untuk ikut bergabung. Sayangnya, Hidayat masih enggan menyebutkan BUMN yang nantinya akan dijadikan kandidat pengganti Pusri ini.Ia hanya bilang, kemungkinan besar masih dari sektor pupuk. "Tapi mungkin BUMN yang memiliki keberanian untuk investasi di luar negeri," ungkap Hidayat. Meski begitu, Hidayat mengatakan jika Pusri memang memiliki komitmen untuk ikut ambil bagian dalam proyek ini, maka Pusri akan menjadi prioritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: