PLN: 60 IPP minati lelang PLTS di Bali Barat dan Timur



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Lelang proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bali Barat dan Bali Timur ramai peminat. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat, sudah ada 60 perusahaan yang berminat untuk menggarap proyek PLTS tersebut.

"Di Bali yang daftar cukup banyak, ada 60 perusahaan DPT (Daftar Pelaksana Terseleksi) yang ikut lelang," kata Executive Vice President Energi Baru dan Terbarukan (EBT) PLN Zulfikar Manggau saat ditemui pada Rabu (24/7).

Zulfikar mengatakan, PLN masih membuka pengajuan penawaran (bidding submition) hingga satu bulan ke depan. Proses tersebut mencakup kelengkapan syarat administrasi, pengajuan harga dan kesiapan teknis. "Akhir Agustus Insha Allah bidding submition selesai," ujar Zulfikar.


Namun, Zulfikar menyebut untuk mencapai tahap penandatanganan kontrak perjanjian jual beli atau Power Purchase Agreement (PPA), masih memerlukan proses dan waktu yang cukup lama.

Setelah tahap pengajuan penawaran selesai dan ditemukan harga terendah, PLN akan melakukan evaluasi dan memberi kesempatan perusahaan terpilih untuk melakukan Feasibility Study (FS) akhir. Zulfikar menyebut, paling tidak membutuhkan waktu selama enam bulan hingga mencapai tahap PPA.

Adapun, berdasarkan catatan Kontan.co.id, Pelaksana tugas Direktur Utama PLN Djoko Abumanan mengungkapkan bahwa estimasi nilai proyek PLTS Bali Barat sebesar US$ 22,23 juta. Sedangkan untuk Bali Timur mencapai US$ 21,3 juta. Proyek PLTS ini masing-masing berkapasitas 25 Megawatt (MW) untuk di Bali Barat dan Bali Timur.

Menurut Zulfikar, lelang PLTS di Bali tersebut merupakan tahap pertama. Pada tahun 2021, Zulfikar bilang PLN akan kembali menggelar lelang dua proyek PLTS dengan kapasitas yang sama, masing-masing sebesar 25 MW.

Zulfikar menyebut, lelang tersebut dilakukan secara bertahap lantaran mempertimbangkan kebutuhan listrik serta kesiapan sistem dan jaringan kelistrikan dari PLN. "Lelang yang sekarang ini tahap pertama, nanti dua tahun lagi ada lelang tahap selanjutnya masing-masing 25 MW lagi, kita perhatikan kesiapan sistem" terang Zulfikar. Pembatalan Lelang PLTS di Sumatera

Lebih lanjut, Zulfikar menerangkan, kesiapan sistem dan jaringan kelistrikan PLN sangat menentukan tingkat kelayakan lelang atau proyek dari pembangkit listrik EBT yang sumber energinya pada jangka waktu tertentu alias tidak mengisi dengan stabil setiap waktu (intermittent).

Dengan alasan itu, sejak akhir tahun lalu, PLN membatalkan proses lelang PLTS di Pulau Sumatera. "Setelah kita lakukan review lagi, itu dibatalkan karena sistem di sana belum siap untuk menyerap penambahan intermittent," jelasnya.

Padahal, lelang tersebut disebut diminati oleh banyak perusahaan, serta sudah masuk ke tahap pengajuan dan seleksi proposal.

Adapun, lelang PLTS ini digelar PLN sejak tahun 2017 dengan total kapasitas 167,58 MW. Proyek tersebut tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepalauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu dan Lampung.

"Dengan sistem yang ada saat ini paling tidak dilakukan bertahap selama 10 tahun ke depan," tandas Zulfikar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini