PLN akan lelang proyek CNG di akhir Agustus



JAKARTA. PT PLN (Persero) berencana melelang proyek pengangkutan gas alam tekompresi (compressed natural gas/CNG) lewat laut. Proyek ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2014.

Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan, PLN masih mencari skema kerja sama yang menguntungkan bagi kontraktor dan perseroan. PLN baru mengumumkan kepada peserta lelang tiga pilihan skema antara built operate own (BOO), built operate transfer (BOT), dan sharing modal dengan perseroan.

“Karena ini pilot project, kita ingin proyek ini harus sukses. Untuk lelangnya sendiri, mudah-mudahan bisa mulai pada akhir Agustus atau awal September,” kata dia kepada KONTAN, Sabtu (4/8).


Proyek ini nantinya akan memanfaatkan sebagian pasokan gas dari Lapangan Terang Sirasun Batur untuk PLTGU Gresik. Volume gas yang akan diangkut sekitar 3 juta-6 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd).

Rencananya, pasokan CNG tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar pembangkit di Lombok saat mengalami beban puncak, dengan daya 100 megawatt (MW).

PLN juga telah meneken kerja sama dengan konsultan minyak dan gas asal Italia RINA Indonesia untuk mengkaji pengangkutan CNG lewat laut. RINA akan mendesain pola pengiriman CNG lewat laut berdasarkan faktor ekonomi, teknis, keamanan, dan keselamatan sesuai syarat CNG Guidelines dan aturan lain yang berlaku.

“Jika proyek ini berhasil, maka akan sangat membantu PLN dalam usaha memangkas konsumsi BBM,” kata Suryadi. Dalam tahap uji coba itu saja, dia menghitung, CNGyang ditransportasikan bisa menggantikan penggunaan BBM sebesar 51 juta liter per tahun dan menghemat Rp 200 milyar per tahun.

PLN akan menerapkan teknologi tersebut ke pembangkit gas lain dengan kapasitas sama atau lebih besar setelah pilot project menunjukkan keberhasilan. Utamanya, teknologi CNG akan dipakai untuk memanfaatkan pasokan gas dari sumur marjinal, gas yang dibakar (gas flare), dan kelebihan pasokan.

Pasalnya, teknologi ini bisa menjadi solusi dari masalah PLN selama ini, yaitu tidak adanya pipa yang menghubungkan pembangkit dengan sumber gas.

Mengembangkan terminal LNG skala kecil

Selain dalam bentuk CNG, PLN juga akan memanfaatkan gas dalam bentuk gas alam cair (liquefied natural gas/LNG). Perseroan bersama PT Pertamina (Persero) akan membangun 9 terminal LNG skala kecil. “Nilai total pembangan 9 terminal tersebut yaitu US$ 240 juta. Jadi PLN akan mengucurkan dana sebesar US$ 84 juta atau 35%-nya,” kata Suryadi.

Terminal LNG skala kecil pertama baru akan mulai beroperasi antara akhir 2013 dan awal 2014. “Pasalnya kita harus mencari kapal pengangkut LNG dengan kapasitas kecil antara 5.000-10.000 ton,” ujar dia. Untuk tahap pertama, terminal yang akan beroperasi yaitu di Pesanggaran, Bali sebesar 20 juta mmscfd, Kalimantan Timur 20 mmscfd, dan Moras, Sulawesi Selatan 10-15 mmscfd.

Total terminal LNG skala kecil yang akan dibangun di Indonesia Timur nantinya akan berjumlah 9 terminal. Enam terminal lainnya yaitu Bontang, dan Semberah di Kalimantan Timur, Batakan dan Tanjung Batu di Kalimantan Selatan, Likupang di Sulawesi Utara, Halmahera di Maluku Utara, serta Pomala di Sulawesi Tenggara.

Total kapasitas ke-9 terminal ini nantinya yaitu 1 juta ton per tahun dan akan mulai beroperasi seluruhnya pada 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: