JAKARTA. Sejauh ini, kekeringan yang terjadi belakangan ini tak memberikan dampak penurunan signifikan pada pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Meski diakui oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), PLTA baru bisa beroperasi ketika debit airnya cukup. Kepala Humas PLN Sampurno mengatakan, meskipun PLTA tidak bisa beroperasi karena debit airnya kecil, namun pasokan listrik akan tetap aman karena kontribusi pasokan listrik dari PLTA kecil. Jadi, dampak yang ditimbulkan tidak akan besar terhadap pasokan listrik. "Karena pasokan listrik dari PLTA kira-kira hanya 5% dibanding pembangkit-pembangkit berbahan bakar lain," ujarnya pada KONTAN, akhir pekan lalu. Sekretaris Perusahaan PLN Adi supriono mengatakan, ia belum mendapat laporan PLTA di wilayah mana saja yang telah berhenti beroperasi di musim kemarau ini. "Kalau berhenti beroperasi, saya belum dapat laporan. Kalau kebiasaannya pada saat kemarau begini, memang debit airnya menurun. Kalau airnya sedikit, PLTA sulit beroperasi. Jadi, ada batas minimum di mana ada air yang bila kurang, maka air tidak bisa melewati (mengalir)," ujarnya.
PLN: belum ada PLTA berhenti akibat kekeringan
JAKARTA. Sejauh ini, kekeringan yang terjadi belakangan ini tak memberikan dampak penurunan signifikan pada pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Meski diakui oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), PLTA baru bisa beroperasi ketika debit airnya cukup. Kepala Humas PLN Sampurno mengatakan, meskipun PLTA tidak bisa beroperasi karena debit airnya kecil, namun pasokan listrik akan tetap aman karena kontribusi pasokan listrik dari PLTA kecil. Jadi, dampak yang ditimbulkan tidak akan besar terhadap pasokan listrik. "Karena pasokan listrik dari PLTA kira-kira hanya 5% dibanding pembangkit-pembangkit berbahan bakar lain," ujarnya pada KONTAN, akhir pekan lalu. Sekretaris Perusahaan PLN Adi supriono mengatakan, ia belum mendapat laporan PLTA di wilayah mana saja yang telah berhenti beroperasi di musim kemarau ini. "Kalau berhenti beroperasi, saya belum dapat laporan. Kalau kebiasaannya pada saat kemarau begini, memang debit airnya menurun. Kalau airnya sedikit, PLTA sulit beroperasi. Jadi, ada batas minimum di mana ada air yang bila kurang, maka air tidak bisa melewati (mengalir)," ujarnya.