PLN belum berencana menggandeng mitra untuk kelola pembangkit listrik Blok Rokan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) masih menjalani proses tender pembangkit listrik Blok Rokan. Perusahaan setrum pelat mereka tersebut belum berencana menggaet mitra untuk mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) tersebut.

Direktur Niaga dan Manajemen PLN Bob Saril mengonfirmasi bahwa sampai saat ini proses tender PLTGU Cogen di Blok Rokan yang dimiliki oleh PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN), anak usaha PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) masih berlangsung. PLN pun memastikan siap mengelola pembangkit listrik tersebut dengan mengandalkan sumber daya internalnya.

"Pengalaman PLN cukup lama dalam pengelolaan PLTGU," ujar Bob kepada Kontan, Kamis (6/5).


Berbekal hal tersebut, Bob juga menyatakan bahwa PLN belum memiliki rencana untuk menggandeng mitra guna mengoperasikan PLTGU Cogen Blok Rokan.

Baca Juga: Kejar target produksi migas, SKK Migas kejar investasi hulu migas US$ 187 miliar

Sebelumnya, PLN bakal melakukan penawaran PLTGU Blok Rokan di kisaran US$ 30 juta yang dianggap mencerminkan nilai aset yang wajar bagi pembangkit listrik tersebut. PLN pun pernah menilai, harga yang ditetapkan dalam lelang pembangkit milik MCTN di Blok Rokan kemahalan, yakni sebesar US$ 300 juta. Padahal, ketika dibeli pada 20 tahun silam harganya hanya sekitar US$ 190 juta.

Terlepas masih simpang siurnya nasib PLTGU Blok Rokan, PLN dipastikan tetap akan menyediakan pasokan listrik sebesar 400 MW dan steam sebesar 355 MBSPD untuk Blok Rokan dalam dua tahap. Kedua tahap ini melalui masa transisi sejak tahun 2021 sampai 2024 dengan memanfaatkan suplai yang sudah ada lewat skema akuisisi PLTG NFC dengan biaya yang paling efisien.

Selanjutnya, pada masa permanen setelah tahun 2024, kebutuhan listrik di Blok Rokan secara total akan dipasok dari sistem Sumatera. Adapun kebutuhan steam akan dipasok dengan membangun steam generator yang diklaim lebih andal.

"Kami tetap akan melanjutkan penyiapan pasokan listrik dan uap melalui sistem Sumatera untuk jangka menengah setelah 2024 karena sudah ada PJBTLU (Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dan Uap) antara PLN dan PHR (Pertamina Hulu Rokan)," ungkap Bob.

Asal tahu saja, PJBTLU antara PLN dan PHR berlangsung pada 1 Februari 2021 lalu. Dengan adanya kesepakatan ini, PLN berkomitmen menyediakan listrik dan uap untuk Wilayah Kerja Rokan.

Selanjutnya: SKK Migas targetkan investasi hulu migas US$ 187 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .