PLN Bidik Pendapatan Tambahan Rp 2,6 Triliun di 2027 dari Jualan Panel Surya Atap



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN mengejar potensi pendapatan tambahan dari bisnis baru senilai Rp 49 triliun hingga 2027. Salah satu ceruk pasar yang akan dibidik ialah penjualan panel surya atap. 

VP Digitalisasi Kelistrikan Divisi Management Digital PLN, Agus Tri Susanto menjelaskan lewat program Net Zero Emission (NZE) Moonshot, PLN akan memimpin transisi energi di Indonesia. Saat ini sudah ada 21 program Moonshot yang berpotensi untuk memberikan tambahan pendapatan lebih dari Rp 49 triliun di 2027. 

Salah satu yang dijajaki oleh PLN melalui Subholding Icon+ adalah bisnis PV Rooftop Solar Cell melalui skema business to business (B2B) dan Business to Costumer (B2C). 


“Di sini kami serahkan ke Sub Holding PLN Icon+ potensinya 1 Gigawatt peak (GWp) target reveneu Rp 2,6 triliun sampai 2027,” ujarnya di Jakarta, Rabu (25/10). 

Baca Juga: PLTU Suralaya 1-4 Dimatikan Perlahan, Pasokan Listrik Jawa-Bali Tetap Aman

Saat ini, PLN sudah menggandeng 11 partner setelah resmi melakukan penandatanganan komitmen memorandum of understanding (MoU).

Dalam catatan sebelumnya, PLN Indonesia Power Renewables melakukan penandatanganan shareholders agreement joint venture bersama Trina Solar, Sinar Mas dan Agra Surya Energi sebagai milestone masuknya PLN ke dalam industri manufaktur energi baru terbarukan (EBT).

Perusahaan gabungan antara PLN Indonesia Power Renewables dengan PT Trina Daya Agra Energy (TDAE) ini nantinya akan memproduksi sel dan panel surya. Di mana TDAE adalah gabungan Trina Solar Co. Ltd. dan joint venture antara PT Dian Swastatika Sentosa dan PT Agra Surya Energy. 

Saat ini, pembangunan Pabrik Sel dan Panel Surya terbesar di Indonesia tengah dilakukan di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Guna mencapai target produksi sebesar 1 Gigawatt Peak (GWP) akan digunakan teknologi TOPCon (Tunnel Oxide Passivated Contact) yang belum ada di industri Solar PV dalam negeri. Melalui teknologi TOPCon, efisiensi panel surya dapat ditingkatkan menjadi 28,7% dari rata-rata efisiensi saat ini berkisar 20%.

Baca Juga: PLN Nusantara Power Akui Hadapi Sejumlah Tantangan Bangun PLTS di IKN

Selain itu, PLN juga telah menjajaki potensi pendapatan lain dari energi hidro dengan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mamberamo potensi kapasitas 24 GW yang digadang-gadang menjadi pembangkit hidro terbesar di Asia Tenggara. 

PLN juga menjajaki potensi listrik bersih untuk produk hidrogen hijau yang saat ini sudah menggandeng perusahaan asal Prancis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi