JAKARTA. Likuiditas perbankan nasional yang kian ketat lantaran krisis finansial global membuat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero khawatir proyek pembangkit listrik 10.000 MW untuk wilayah luar Jawa-Madura-Bali (Jamali) terancam. Itu sebabnya, PLN menodong perbankan nasional agar bersedia memberi komitmen khusus untuk pendanaan proyek pembangkit listrik di luar Jamali."Saya meminta perbankan kita menyikapi proyek 10.000 MW ini secara khusus karena ini adalah program pemerintah," ujar Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar di Jakarta, Rabu (15/10).Menurut Fahmi, proyek pembangkit listrik di luar Jamali banyak dikerjakan oleh kontraktor lokal sehingga pendanaannya mengandalkan pinjaman bank nasional sementara proyek pembangkit listrik sistem Jamali banyak mengandalkan pendanaan valas.Saat ini, PLN sudah mendapat komitmen dana dalam bentuk valas sebesar US$ 2,5 miliar dari US$ 4,3 miliar yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek tersebut, sementara dana yang masih harus PLN cari dalam bentuk rupiah sekitar Rp 3 triliun. Dari Rp 17 triliun yang diperlukan, PLN baru mendapat komitmen dana Rp 14 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: