JAKARTA. Megaproyek penyediaan listrik 10.000 Megawatt (MW) tahap pertama tidak kunjung kelar. Problemnya apalagi kalau bukan soal pendanaan. Sampai sekarang, PT PLN (Persero) masih kebingungan mencari dana untuk menutupi kebutuhan investasi proyek 10.000 Megawatt (MW) tahap pertama. Selain kekurangan duit untuk membiayai proyek pembangkit, PLN juga masih pontang-panting mencari dana untuk investasi jaringan transmisi. Saat ini, masih ada 40% proyek pembangunan jaringan transmisi yang belum mendapat pendanaan. "Jumlah dana yang dibutuhkan untuk itu mencapai sekitar Rp 9,6 triliun," kata Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara.
Ia mengungkapkan, total kebutuhan dana untuk pembangunan seluruh jaringan transmisi listrik proyek 10.000 MW tahap I mencapai Rp 24 triliun. Saat ini, PLN baru mengantongi sekitar 60% dari kebutuhan dana untuk proyek transmisi tersebut. Sedangkan untuk kebutuhan pembangkit, Rudi mengungkapkan, sekitar 91% dari total kebutuhan pendanaan dalam bentuk dollar AS sudah terpenuhi. "Untuk dana dalam bentuk rupiah, sekitar 97% sudah aman," ungkapnya. Rudi menjelaskan, PLN sedang berusaha mencari utang dari perbankan nasional dan internasional untuk menutupi kekurangan dana itu. "Kami saat ini masih dalam proses penjajakan dengan beberapa bank," katanya. Selain itu, PLN juga berencana mendanai proyek 10.000 MW tahap I melalui penerbitan obligasi rupiah dan obligasi dolar. Rencananya, PLN akan menerbitkan obligasi dollar AS senilai US$ 1,25 miliar dan obligasi rupiah sebesar Rp 1,5 triliun. Akhir tahun ini, menurut rencana, PLN akan menerbitkan obligasi rupiah tersebut. "Dana yang terkumpul akan digunakan untuk investasi transmisi dan menutupi kekurangan dana proyek 10.000 MW," katanya. Kelar pertengahan 2010 Rudi menyatakan, PLN berharap upaya mencari dana itu sudah membuahkan hasil awal tahun depan. "Kalau urusan pendanaan ini sudah beres, kita akan memulai pelaksanaan proyek di luar Jawa tahun depan," ujarnya. Sedangkan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Darwin Zahedy Saleh berusaha lebih realistis. Ia bilang, target pemerintah, sekitar 20% dari proyek 10.000 MW tahap pertama sudah selesai dan diresmikan pada akhir tahun ini.
Adapun, 40% proyek 10.000 MW tahap pertama ini baru akan selesai pada pertengahan 2010. "Ini sebenarnya sudah sesuai dengan jadwal," kata Darwin. Pendanaan terbaru yang diperoleh PLN adalah perjanjian fasilitas kredit jangka panjang untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Adipala 2 di Jawa Tengah. Pinjaman untuk proyek pembangkit berkapasitas 1 x 660 MW ini mencapai US$ 625 juta. "Pinjaman itu datang dari Bank Pembangunan China (CDB) dan Bank Industri dan Komersial China (ICBC) dengan tenor 13 tahun," ujar Direktur Utama PT PLN Fahmi Mochtar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan