KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membutuhkan investasi hingga US$ 152 miliar atau setara Rp 2.300 triliun untuk mengejar target penambahan kapasitas pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Gas sebanyak 80 GW sampai 2040 mendatang. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN telah menyelaraskan rencana pengembangan ketenagalistrikan dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). "Nah, karena RUKN dengan RUPTL ini akur, bapak ibu ingin mendengar ya barangkali bocorannya seperti apa. Pertama, sampai 2040 penambahan kapasitas pembangkit totalnya sekitar 80 GW (terdiri dari) 75% berbasis pada EBT dan 25% berbasis gas," kata Darmawan dalam Road to PLN Investment Day 2024, Rabu (6/4).
PLN Butuh US$ 152 Miliar untuk Dorong Kelistrikan EBT dan Gas Sampai 2040
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membutuhkan investasi hingga US$ 152 miliar atau setara Rp 2.300 triliun untuk mengejar target penambahan kapasitas pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Gas sebanyak 80 GW sampai 2040 mendatang. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN telah menyelaraskan rencana pengembangan ketenagalistrikan dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). "Nah, karena RUKN dengan RUPTL ini akur, bapak ibu ingin mendengar ya barangkali bocorannya seperti apa. Pertama, sampai 2040 penambahan kapasitas pembangkit totalnya sekitar 80 GW (terdiri dari) 75% berbasis pada EBT dan 25% berbasis gas," kata Darmawan dalam Road to PLN Investment Day 2024, Rabu (6/4).