JAKARTA. PT PLN (Persero) membutuhkan valuta asing (valas) berupa dolar sebesar US$ 200 juta setiap bulannya. Valas sebesar itu digunakan PLN untuk membiayaioperasional perusahaan dan diperoleh dari perbankan yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN)."Setiap bulan kan PLN ada pendapatan, dari situ kita ubah menjadi valas yang kita dapat dari bank pemerintah. Valas itu kita gunakan untuk membayar pembelian gas, untuk membayar pasokan dari pembangkit swasta atau IPP juga pakai dolar," ujar Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara, Senin (24/11).Rudi menandaskan, tingginya harga dolar sekarang ini tidak membuat perseroan mengalami kesulitan dalam mencari valas untuk pembayaran karena selalu berkoordinasi dengan bank BUMN. "Saat ini rata-rata tagihan per bulan yang masuk ke PLN sekitar Rp 7 triliunan. Sebagian selisihnya ditutup subsidi, selisihnya langsung diposting ke pendapatan operasional. Kemarin sebelum harga minyak turun rata-rata biaya produksi Rp 1.300 per megawatt, sementara kita jual cuma Rp 630 per megawatt, selisihnya itu yang diambil dari subsidi," kata Rudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News PLN Butuh Valas untuk Ongkos Operasional
Oleh: Gentur Putro Jati
Selasa, 25 November 2008 09:21 WIB